‘Darah Tinggi’ Dominasi PTM di Lamsel
Dinkes Lamsel Siapkan 224 Posbindu
KALIANDA – Penyakit Tidak Menular (PTM) yang sedang ramah dengan 26 persen warga Republik Indonesia adalah hipertensi. Dibeberapa wilayah hipertensi menjangkiti usia rata-rata diatas 15 tahun. Di Lampung Selatan juga demikian. Warga kabupaten ini mengenal hipertensi dengan sebutan ‘darah tinggi’. Tekanan darah tinggi disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang tidak sehat. Seperti halnya asupan makanan serta pola hidup sehari-hari. Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Selatan terus berupaya mencapai standar minimal bidang kesehatan. Salah satu strateginya adalah dengan pembentukan pos binaan terpadu (posbindu) di seluruh desa sebagai pendeteksi dini timbulnya berbagai penyakit dikalangan masyarakat. Ini merupakan implementasi gerakan deteksi dini faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM) yang beberapa tahun belakangan disosialisasikan jajaran Dinas Kesehatan. Seperti kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Aula Dinkes Lamsel, Selasa (6/8) kemarin. Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Lampung Selatan Kristi Endarwati, gerakan deteksi dini faktor resiko PTM bisa dilakukan melalui posbindu yang langsung melibatkan para kader. Dengan begitu, berbagai resiko PTM bisa diketahui sedini mungkin dari data yang diperoleh para kader di setiap desa. “Kader sebagai perpanjangan tangan dari jajaran Dinkes yang bisa secara rutin melakukan screaning di tingkat desa. Dari laporan hasil pengecekan rutin itu kita bisa melakukan upaya kongkret untuk menekan resiko PTM di kalangan masyarakat,” ungkap Kristi kepada Radar Lamsel usai kegiatan. Dia menjelaskan, sejauh ini pihaknya telah membentuk posbindu di 224 desa yang telah mendapatkan sosialisasi gerakan deteksi dini faktor resiko PTM baik dari Dinkes Lamsel maupun Provinsi Lampung. Ditargetkannya, pada tahun 2019 ini semua desa telah memiliki posbindu yang akan melibatkan 5 orang kades setiap desanya. “Saat ini operasional kader kita ambil dari BOK Puskesmas sesuai wilayah cakupannya. Tapi, kedepan kita minta sharing dari dana desa agar keberadaan posbindu bisa lebih optimal. Karena, kita juga sudah melibatkan jajaran aparatur desa dalam sosialisasi ini. Rencananya, kedepan kita akan masukan ke dalam peraturan bupati (perbub) untuk pengelolaan posbindu oleh desa,” terangnya. Kristi menambahkan, PTM yang saat ini mendominasi di kalangan masyarakat secara nasional adalah hypertensi yang mencapai 26 persen dari jumlam penduduk. Hal itu disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang tidak sehat. Seperti halnya asupan makanan serta pola hidup sehari-hari. “Di Lamsel juga menjadi peringkat pertama adalah hypertensi. Usia penderitanya rata-rata diatas 15 tahun. Tapi, banyak masyarakat yang kurang memperhatikan karena dianggap tidak berbahaya. Dalam aturannya manusia itu wajib melakukan pemeriksaan kesehatan ringan satu bulan sekali. Agar berbagai PTM bisa di deteksi dan dipulihkan,” tutupnya. Seperti diketahui, acara tersebut dibuka oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Lampung Selatan Supriyanto, S.Sos, MM diikuti sebanyak 40 peserta yang berasal dari 5 desa/kelurahan di Kecamatan Kalianda serta lintas program dan sektor terkait. Dalam sambutannya, Supriyanto mengatakan, Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular (PTM). Dia menyebut, prevalensi beberapa penyakit tidak menular utama itu seperti hipertensi, jantung, stroke, diabetes melitus, kanker terus meningkat, sementara penyakit menular sendiri saat ini masih tinggi. “Sebagai salah satu program pengendalian penyakit tidak menular dan faktor resikonya, dapat dilakukan mulai dari upaya pencegahan, deteksi dini, pengobatan sampai dengan upaya rehabilitasi,” ujar Supriyanto. Menurutnya, kegiatan promotif dan preventif seperti pencegahan dan deteksi dini dapat dilaksanakan dengan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) yang dilaksanakan oleh kader terlatih. “Saat ini kegiatan Posbindu telah dilaksanakan oleh kader dibeberapa desa di wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan Posbindu ini dimaksudkan sebagai kegiatan screening untuk memilah masyarakat yang sehat, beresiko dan masyarakat yang sakit,” katanya. Kegiatan itu menghadirkan narasumber, dr. Sri Aryanti, MM, M.Kes selaku Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Keswa) Dinkes Provinsi Lampung. Hadir pula Kepala Diskes Lampung Selatan dr. Jimmy B. Hutapeas, MARS. (idh)Sumber: