Hiswana Migas Operasi Pasar di Palas

Hiswana Migas Operasi Pasar di Palas

PALAS – Mengatisipasi kelangkaan gas elpiji tiga kilo gram yang terjadi di Kecamatan Palas selama satu bulan terahir, Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Lampung menggelar operasi pasar di Kecamatan Palas, Rabu (7/8).           Operasi pasar yang dilaksanakan oleh Hiswana Migas dan Pertamina bekerjasama dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Lampung Selatan itu digelar di dua titik yaitu, Desa Sukaraja dan Sukamulya.           Ketua Bidang Elpiji Hiswana Migas Wilayah Kerja Provinsi Lampung, Adi Candra mengatakan, operasi pasar yang digelar sebagai upaya untuk mengantisipasi kelangkaan gas elpiji tiga kilo gram yang terjadi di Kecamatan Palas selama satu bulan terahir.           “Operasi pasar ini sebagai upaya untuk menanggulangi kelangkaan gas elpiji tiga kilogram yang terjadi di Kecamatan Palas selama satu bulan belakangan,” kata Adi Candra kepada Radar Lamsel.           Adi menerangkan, operasi pasar yang digelar dua titik lokasi yakni Desa Sukaraja dan Sukamulya tersebut pihaknya menyediakan tabung gas elpiji tiga kilogram sebanyak 1.120 tabung dengan harga Rp 17.000 per tabung.           “Untuk operasi pasar kali ini kami menyediakan 1.120 tabung dibagi untuk dua desa, dengan harga Rp 17.000 pertabung,” terangnya.           Dalam kesempatan tersebut, Adi Candra juga mengamini  kelangkaan gas elpiji tiga kilogram disebabkan pemakaian gas elpiji tiga kilogram di kalangan petani sebagai bahan bakan mesin pompa air pada saat musim kemarau. Namun yang harus ditekan pemakaian tabung gas elpiji tiga kilogram dikalangan menengah keatas atau kalangan mampu. Apalagi setelah dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 38  Tahun 2019 tentang penyediaan, pendistribusian, dan penetapan harga liquefied petroleum gas untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan dan mesin pompa air bagi petani sasaran yang ditetapkan pada 12 juli lalu. “Jangan suka menyalahkan petani jika terjadi gas langka, yang harus ditekan kalangan mampu seperti, pegawai negeri atau rumah makan yang masih makai gas elpiji tiga kilogram. Apalagi saat ini sudah ada perpresnya bahwa petani dan nelayan boleh memakai gas elpiji sebagai bahan bakar,” tuturnya. Disisi lain, untuk mencegah kelangkaan gas elpiji tiga kilogram yang terjadi di desa, Adi Candra juga mengharapkan pemerintah kecamatan untuk ikut andil dalam memantau gas elpiji tiga kilogram di setiap desa. “Kami juga mengharapkan pemerintah kecamatan  bisa ikut memantau gas elpiji. Jika ada kelangkaan di desa segera memberikan laporan ke dinas terkait yang nantinya akan kami tanggulangi dengan menggelar operasi pasar seperti ini,” harapnya. Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Lamsel, hingga saat ini harga eceran gas elpiji tiga kilogram di wilayah Palas  rata-rata berkisar Rp 24.000 – 26.000 per tabung. (vid)

Sumber: