Education International Menuju PGRI Lamsel yang KIDS

Education International Menuju PGRI Lamsel yang KIDS

KALIANDA – PGRI pusat bersama education international (ei) menunjuk Kabupaten Lampung Selatan sebagai pilot consortium project district, atau kabupaten percontohan. PGRI Lampung Selatan diharapkan bisa mewujudkan organisasi guru yang KIDS (kuat, independen, demokratis, dan sinambung).           Pilot project ini membentuk kegiatan workshop yang dalam pembahasannya menekankan berbagi ilmu dalam organisasi, khususnya PGRI sebagai organisasi guru paling besar di Indonesia. Pemateri kegiatan ini pun diisi oleh pimpinan pusat PGRI. Yaitu Ketua Umum PGRI Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd, Ketua PB PGRI Dr. Dudung Koswara, M.Pd.           Dalam kegiatan yang berlangsung selama 3 hari ini, ada banyak hal yang menjadi pembahasan. Salah satunya sinergi antara PGRI dengan pemerintah. Unifah Rosidi, mengatakan PGRI adalah organisasi guru yang kuta. PGRI, kata dia, bisa bersinergi dan berkoordinasi dengan pemerintah dalam segala hal yang berkaitan dengan pendidikan. Sama halnya dengan urusan demokratis. Pada konteks ini, Unifah meminta pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan memperhatikan kepentingan guru, khususnya guru honorer. Secara khusus, Unifah juga meminta pemerintah menyiapkan slot yang gemuk untuk guru saat penerimaan CPNS. “Saat penerimaan CPNS, kita minta juga supaya dipermudah proses rekrutmennya. Kita minta porsi untuk guru honorer agar lebih besar. Ini yang paling ditekankan,” katanya. Sementara itu, Dudung Koswara, lebih menekankan peran guru di zaman daring. Menurut Dudung, guru bisa menjadika media sosial sebagai alat untuk menyebarkan luaskan bidang pendidikan. Menurut Dudung, media sosial seperti Facebook saat ini banyak diisi hal-hal yang jauh dari konteks pendidikan. “Guru ikut aktif menggunakan media sosial. Dunia maya harus diguyur dengan narasi-narasi guru. Baik secara teoritis, dan pengalaman. Jadi, konten-konten dalam facebook, dan meda sosial lainnya menjadi lebih berisi manfaat,” katanya. Untuk kepengurusan PGRI, Dudung menilai Kabupaten Lampung Selatan salah satu yang terbaik. Pasalnya, Dudung melihat banyak kepala sekolah di kabupaten yang berjuluk Bumi Khagom Mufakat ini ikut andil dalam memajukan PGRI. Sementara di tempat-tempat lain, Dudung menilai sudah banyak kepala sekolah yang tak peduli dengan PGRI. Jika ada, lanjutnya, maka kepala sekolah tersebut patut mendapat apresiasi yang berlebih. “PGRI yang sebenarnya adalah PGRI cabang. Mereka adalah motor penggerak PGRI yang sesungguhnya. PGRI akan hebat jika kita menguatkan silaturahmi. Dengan begitu, akan ada dampak sangat positif kepada kita. Laksanakan peran kita, apapun itu. Fokus, itulah pejuang PGRI,” katanya. Ketua PGRI Lampung Selatan, M. Yamin Daud, S.Pd, mengatakan bahwa pihaknya berniat menjadikan kegiatan ini sebagai acara tahunan. Yamin menganggap ada banyak hal yang diserap pengurus PGRI Lampung Selatan saat mengikuti workshop dari PGRI pusat tersebut. Dari sekian banyak hal yang dibahas, Yamin meminta salah satunya bisa diimplementasikan. “Di sini ada kampanye dan advokasi, semacam cara untuk melaksanakan kegiatan PGRI yang telah dibentuk. Audiensi itu juga termasuk. Ini investasi besar dalam melaksanakan program ini. PGRI diminta berkomitmen sehingga bisa diimplementasikan ke pengurus cabang. Menggeliatkan advokasi dan kampanye,” katanya. EI adalah organisasi guru dari 4 negara. Merekalah penyandang dana yang membiayai kegiatan yang bekerjasama dengan PGRI ini. Suksesnya kegiatan ini juga berkat kontribusi dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. (rnd)

Sumber: