7 Hari, 7 Kebakaran, 1 Korban Jiwa
KALIANDA – Penempatan satu armada pemadam kebakaran di masing-masing kecamatan memang belum teruji manjur menuntaskan musibah kebakaran. Namun dengan intensitas kebakaran yang terjadi selama sepekan terakhir, tak salah bila langkah itu jadi atensi buat pemerintah kabupaten ini untuk meminimalisir korban jatuh serta kerugian yang ditimbulkan amukan si jago merah. Sat Pol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Lampung Selatan mencatat telah terjadi 7 kali kebakaran selama 7 hari ini. Pihak Damkar menyebut kebakaran harus disikapi serius. Masyarakat pun diminta waspada dan lebih berhati-hati lagi. Apalagi, sekarang ini sedang musim kemarau yang bisa saja memicu api besar. Kabid Damkar Lamsel, Rully Saputra, mengatakan bahwa 7 kebakaran itu terjadi di Kecamatan Kalianda, Candipuro, Sragi, dan Natar. Rully mengatakan bahwa ada 2 kecamatan yang rentan kebakaran, yakni Penengahan dan Natar. Dua kecamatan ini pun menjadi perhatian tersendiri bagi pihaknya. “Rata-rata, kebakaran dipicu korsleting listrik. Kami minta masyarakat memperhatikan instalasi listriknya,” kata Rully saat dihubungi Radar Lamsel, Selasa (13/8) kemarin. Menurut Rully, ada sejumlah cara yang umum yang bisa dilakukan untuk menghindari kebakaran. Saat meninggalkan rumah, pemilik harus memastikan kalau aliran listriknya telah padam. Kemudian, tidak membakar sampah di tempat sembarangan, atau lokasi yang mudah terbakar. “Sepanjang 2019, telah terjadi 31 kebakaran di Lampung Selatan. Maka dari itu, kami minta masyarakat benar-benar waspada dan berhati-hati,” katanya. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, dua kebakaran terjadi dalam kurun waktu 12 jam. Pertama, kebakaran terjadi di Dusun Kualajaya, Desa Bandaragung, Kecamatan Sragi, sekitar pukul 23.00 WIB, Senin (12/8) lalu. Trgais, kebakaran yang melahap 1 rumah ini menelan 1 korban jiwa, yaitu Maulana (8). Saat api membesar, warga sibuk memadamkan api. Namun di sisi lain, warga tak mengetahui jika ada Maulana di dalam rumah itu. Anak dari Khaerudin (45), dan Aminah (38) ini pun meninggal dunia di dalam rumah dengan kondisi mengenaskan. Pihak Damkar belum mengetahui secara pasti penyebab kebakaran itu. Polsek Sragi juga masih menyelidiki penyebabnya. “Awalnya si Maulana tidur di tempat neneknya. Pukul 21.30 WIB, Maula dipindahkan ke rumahnya oleh Khaerudin. Tak lama, kebakaran terjadi. Api cepat membesar, tapi warga tidak tahu kalau ada orang di rumah itu,” kata Kadus Kualajaya, Sarifudin. Pada Selasa, kebakaran terjadi di dusun 4, Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro, sekitar pukul 11.30 WIB. Kebakaran kali ini melalap gudang gabah milik Romlan (51), warga setempat. Belum diketahui penyebab kebakaran ini. Pada saat itu, masyarakat dikagetkan saat melihat rumah Romlan yang memunculkan percikan api. Beberapa menit berselang, api langsung menjalar ke seluruh bagian sisi gudang tersebut. “Kerugian kebakaran ini ditaksir mencapai Rp25 juta. Dugaan sementara api timbul dari korsleting listrik,” kata Rully. (rnd)
Sumber: