Usul Disampaikan, Hasil Akhir Lihat Anggaran

Usul Disampaikan, Hasil Akhir Lihat Anggaran

Rencana Penambahan Personel Satpol PP dan Armada Damkar

KALIANDA – Peran serta Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran dalam menjaga kondusifitas kabupaten ini perlu diapresiasi. Tak hanya dalam penegakan peraturan daerah (Perda), tetapi juga keamanan, dan ketertiban masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan. Banyaknya tugas membuat tenaga mereka terkuras, belum lagi masalah kebakaran yang kerap terjadi. Untuk menangani masalah-masalah itu, Satpol PP dan Damkar memerlukan tenaga yang lebih agar mampu mem-backup semuanya. Saat ini, jumlah anggota Satpol PP dan Damkar berjumlah 548 orang. Rinciannya, 107 PNS, dan 441 sisanya THLS. Jika melihat angka, jumlah tersebut memang cukup banyak. Tetapi di balik itu, ternyata Satpol PP dan Damkar masih membutuhkan tenaga personil baru. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, Kecamatan Tanjungsari tak memiliki satu pun anggota Pol PP. Kemudian di Kecamatan Waysulan hanya ada 1 anggota Pol PP. Berbeda dengan wilayah lain, misalnya Kecamatan Penengahan yang diisi oleh 5 personil. Jika melihat situasi ini, sangat wajar jika personil Pol PP dan Damkar perlu penambahan. Kasatpol PP dan Damkar Lampung Selatan, Heri Bastian, S.Sos, tak menampik jika instansinya membutuhkan anggota baru. Heri juga mengamini tak ada satu pun anggotanya yang bertugas di Kecamatan Tanjungsari. Padahal, tiap kecamatan semestinya memiliki anggota Pol PP yang memiliki peran menjaga situasi aman, dan nyaman. “Kami menilai komposisi (personil ‘red) saat ini kurang ideal seiring banyaknya kebutuhan dan keperluan,” kata Heri saat ditemui di ruangannya, Rabu (14/8) kemarin.           Mengenai ratusan personil yang ada saat ini, Heri mengatakan masing-masing personil telah ditempatkan di masing-masing objek vital seperti di rumah dinas (rumdin) Bupati, rumdin ketua Dewan, Kantor Bupati, Kantor DPRD. Kemudian di Gor Way Handak (GWH), Dekranasda, RSUD Bob Bazar. Belum lagi penempatan personil di dinas-dinas. Heri mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan penambahan personil. Dalam usulan itu, Satpol PP dan Damkar meminta tambahan 100 personil baru, berikut dengan armada atau mobil pemadam kebakaran. Pada tahun anggaran 2020 nanti, kata Heri, pihaknya coba mengusulkan 3 unit mobil damkar jenis water supply, ditambah anggota pemadam 31 orang. Dan 69 sisanya anggota pengendalian masyarakat (Dalmas), termasuk staf. “Idealnya, 1 unit Damkar memiliki 6 anggota pemadam, ini termasuk driver, operator, pengurai selang, dan pemegang nosel. Ini yang selalu yang melekat di armada. Saat ini Damkar sudah diplot di dua wilayah, 2 armada di Kecamatan Natar, dan 5 armada di Kecamatan Kalianda. Sedangkan yang piket sehari 6-7 orang. Kalau ada dua peristiwa kebakaran, artinya petugas 6 orang itu dibagi dua. Separuh dari kata ideal,” katanya. Heri berharap usulan instansinya pada tahun mendatang bisa direalisasikan. Selain kebutuhan di lingkungan internal, Heri mengatakan bahwa rekrutmen anggota baru juga bisa membuka lapangan pekerjaan, dan memberi kesempatan kepada anak-anak muda di untuk mengabdi bagi Lampung Selatan. Intensitas kebakaran yang melanda Bumi Khagom Mufakat memantik perhatian dari kalangan akademisi. Dosen STIE Muhammadiyah Kalianda, Tamam, S.E.,M.M, yang meminta pemerintah daerah bisa mengambil pelajaran penting dari musibah yang terjadi selama sepekan berturut-turut itu. Agar kedepannya tidak sampai terjadi musibah yang menimbulkan korban jiwa.           “Semua orang tidak mengharapkan musibah itu menimpa kita. Peristiwa yang terjadi kemarin harus jadi evaluasi, khususnya sampai adanya korban jiwa. Kalau menurut saya, minimnya armada damkar jadi salah satu hal. Karena, rentan jarak menjadi persoalan petugas dalam mengantisipasi musibah ini,” ungkap Tamam kepada Radar Lamsel, Rabu (14/8) kemarin.           Dia menambahkan, dengan melihat cakupan wilayah Lamsel yang begitu luas semestinya armada damkar ada di setiap kecamatan. Dengan begitu, musibah kebakaran yang menimpa warga bisa cepat ditangani.           “Ketika ada peristiwa kebakaran, petugas yang berada di pos kecamatan terdekat langsung melakukan tugasnya. Nah, sementara armada lainnya bisa menyusul. Ini yang saya katakan langkah antisipasi yang bisa dilakukan oleh pemerintah,” imbuhnya.           Selain itu, lanjutnya, sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat terkait penanganan musibah kebakaran juga harus terus dicanangkan. Agar masyarakat bisa melakukan upaya cepat dan tepat dalam mengambil keputusan saat peristiwa baru terjadi.           “Seperti contoh diberikan pelatihan kepada warga. Apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran. Ya, seperti sosialisasi bencana yang kerap dilakukan. Dengan begitu, mudah-mudahan tidak akan sampai ada korban jiwa,” tutupnya.           Pada bagian lain, Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Lamsel Supriyanto mengungkapkan, musibah kebakaran yang baru-baru ini menimpa warga secara beruntun menjadi pelajaran penting baik pemerintah maupun masyarakat. Sehingga, kedepan bisa lebih waspada dan meminimalisir terjadinya musibah kebakaran.           Pihaknya, selama ini telah memberikan arahan kepada jajaran melalui camat dan diteruskan kepada aparatur desa mengenai hal tersebut. Namun, kebakaran merupakan musibah yang tidak ada seorangpun mengharapkannya.           “Kembali lagi bahwa tidak ada yang mau tertimpa musibah. Harapan kami, masyarakat juga bisa mengambil pelajaran berharga. Hal-hal yang bisa berpotensi menjadi penyebab musibah hendaknya ditekan. Kita juga sering mengingatkan melalui forum rakor atau kegiatan-kegiatan di lapangan,” kata Supriyanto.           Saat disinggung mengenai minimnya armada damkar, Supriyanto tidak mengelak. Namun, kedepan pihaknya telah memiliki wacana untuk penambahan armada damkar.           “Kita sedang menghitung berapa titik kebutuhannya. Namun kembali lagi dengan anggaran yang ada. Jadi, kita akan melihat dari segi prioritas dan jangkauan,” tutupnya.           Untuk diketahui, penempatan satu armada pemadam kebakaran di masing-masing kecamatan memang belum teruji manjur menuntaskan musibah kebakaran. Namun dengan intensitas kebakaran yang terjadi selama sepekan terakhir, tak salah bila langkah itu jadi atensi buat pemerintah kabupaten ini untuk meminimalisir korban jatuh serta kerugian yang ditimbulkan amukan si jago merah. Sat Pol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Lampung Selatan mencatat telah terjadi 7 kali kebakaran selama 7 hari ini. Pihak Damkar menyebut kebakaran harus disikapi serius. Masyarakat pun diminta waspada dan lebih berhati-hati lagi. Apalagi, sekarang ini sedang musim kemarau yang bisa saja memicu api besar.           Kabid Damkar Lamsel, Rully Saputra, mengatakan bahwa 7 kebakaran itu terjadi di Kecamatan Kalianda, Candipuro, Sragi, dan Natar. Rully mengatakan bahwa ada 2 kecamatan yang rentan kebakaran, yakni Penengahan dan Natar. Dua kecamatan ini pun menjadi perhatian tersendiri bagi pihaknya.           “Rata-rata, kebakaran dipicu korsleting listrik. Kami minta masyarakat memperhatikan instalasi listriknya,” kata Rully saat dihubungi Radar Lamsel, Selasa (13/8) kemarin. (idh/rnd)

Sumber: