Rombongan Trip Krakatau Di-warning

Rombongan Trip Krakatau Di-warning

RAJABASA – Pemerintah Provinsi Lampung akan menyelenggarakan event trip Krakatau 2019 pada Sabtu, 24 Agustus nanti. Isi dalam rundown yang diterima Radar Lamsel, kegiatan yang bakal dihadiri Gubernur Lampung, Ir. H. Arinal Djunaidi, beserta turis mencanegara itu memulai keberangkatan dari dermaga eksekutif pelabuhan Bakauheni.           Event edukatif tentang karakatau itu menggandeng narasumber dari pihak BKSDA, BNPB, dan Akademisi. Kemudian menyaksikan Gunung Anak Krakatau (GAK), sesi foto bersama, dan hiburan lainnya. Di balik itu, ternyata event itu tak diketahui oleh pihak Pos Pemantau GAK Hargopancoran, Kecamatan Rajabasa. “Sejauh ini belum ada (konfirmasi), saya saja baru tahu setelah menerima rundown ini,” kata Kepala Pos Pemantau GAK Hargopancoran, Andi Suwardi, saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Kamis (22/8) kemarin. Meski memiliki kewenangan memantau kondisi GAK, Andi tak mempermasalahkan soal konfirmasi itu. Yang penting, kata Andi, pihak panitia harus memperhatikan radius bahaya GAK. Panitia juga diimbau untuk mematuhi peraturan ini karena letusan di tubuh GAK masih sering terjadi. “Kan diantar sama BKSDA. Pastinya sudah perhitungkan karena mereka yang menjaga wilayah Krakatau, dan mereka juga membaca laporan kita terus. Mungkin juga sudah komunikasi dengan pusat di Bandung,” katanya. Sementara itu, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Lampung, Irfan Tri Musri, meminta Pemerintah Provinsi dan pihak panitia konsisten terhadap isi rundown event trip Krakatau. Pria yang akrab disapa Irfan ini juga mengatakan bahwa touring Krakatau tidak dilarang. “Yang dilarang itu menginjakkan kaki di sana,” katanya. Kalau memandangi dalam radius aman, kata Irfan, itu tak masalah. WALHI Lampung memberi penegasan kepada Pemprov Lampung untuk konsisten terhadap isi rundown. Irfan tak menampik jika turis mancanegara bisa saja meminta panitia agar singgah di tubuh GAK. Menurut Irfan hal semacam ini harus ditolak mentah-mentah oleh pihak panitia. “Jangan sampai kita mengikuti permintaan pengunjung, kita kan panitia. Mereka harus ikut aturan kita. Kita juga minta BKSDA konsisten, jangan sampai menginjak kawasan GAK. Apalagi kondisi GAK sedang dalam proses pertumbuhan, jadi kita jagalah kondisinya,” katanya. Penggiat Wisata Lampung Selatan, Yodistara Nugraha, secara pribadi tak keberatan dengan event trip Krakatau. Yodis berpendapat bila event itu bisa menyejahterakan nelayan-nelayan yang ada di kawasan pesisir Rajabasa. “Kalau begini bagus, jadi peserta hanya melihat keindahan Krakatau dari kejauhan. Dan kedepannya mungkin Disparbud Lamsel atau Dispar Lampung akan berpikir untuk membina kapal-kapal nelayan yang bisa digunakan untuk mengantar wisatawan mengelilingi GAK,” katanya. Dia juga sepakat dengan WALHI Lampung yang meminta pemprov konsisten untuk tidak memenuhi permintaan peserta yang ingin menginjakkan kaki di tubuh GAK. “Tentunya dengan memperhatikan himbauan dari pihak terkait mengenai GAK. Saya sepakat. Jangan sampai peserta ada yang turun,” katanya. (rnd)

Sumber: