Jangan Menyulut Api di Lahan Kering!

Jangan Menyulut Api di Lahan Kering!

BPBD Klaim Lamsel Jauh Titik Panas, Damkar Padamkan Dua Lahan Terbakar

KALIANDA – Musibah kebakaran tengah mengintai seluruh lapisan masyarakat pada musim kemarau tahun ini. Selain bisa menimpa pemukiman warga, kebakaran kawasan hutan dan lahan kosong juga sangat berpotensi melanda wilayah Kabupaten Lampung Selatan.           Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjaga lingkungan sekitar dengan meminimalisir hal-hal yang berpotensi menjadi sumber api. Hal ini ditegaskan Sekretaris BPBD Lampung Selatan Affendi, Minggu (25/8) kemarin.           Dia mengatakan, peristiwa kebakaran yang belakangan ini terjadi di wilayah Lampung Selatan bisa menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat agar lebih waspada. Pasalnya, sumber api sekecil apapun bisa berpotensi menjadi penyebab kebakaran apabila tidak terpantau.           “Maka kita minta untuk tetap waspada terhadap hal-hal yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran di musim kemarau ini. Dari mulai hal terkecil apapun. Jadi, stop membuang puntung rokok sembarangan, membakar sampah tanpa pengawasan dan memilihara instalasi listrik. Agar, musibah kebakaran tidak menimpa kita,” ungkap Affendi melalui sambungan telepon.           Dia menegaskan, sejauh ini Lampung Selatan masih aman dari potensi kebakaran hutan seperti yang terjadi di beberapa daerah lain di Indonesia. Bahkan, kawasan hutan Gunung Rajabasa diklaim titik panas masih rendah ketimbang di kawasan hutan lain yang mengalami musibah kebakaran.           “Dari koordinasi rutin dengan BMKG, kawasan kita masih jauh dari angka titik panas yang berpotensi kebakaran. Tapi, kita tidak boleh lalai dengan informasi ini. Sebab, akibat kelalaian kita sendiri musibah kebakaran bisa melanda kawasan hutan kita pada saat musim kemarau ini,” tegasnya.           BPBD Lampung Selatan, imbuhnya, terus melakukan koordinasi terhadap BMKB serta lintas sektoral terkait untuk mengantisipasi musibah kebakaran di musim kemarau yang tengah berlangsung. Bahkan, sosialsiasi dan himbauan gencar dilakukan melalui pemerintah kecamatan dan desa.           “Mudah-mudahan musibah kebakaran tidak sampai melanda kawasan hutan di wilayah kita. Kita juga terus berkoordinasi dengan Polisi Kehutanan serta jajaran terkait. Sejauh ini, musibah yang melanda pada musim kemarau di wilayah kita adalah kekeringan diwilayah Bakauheni. Beberapa kali sudah kita pasok kebutuhan air bersih untuk konsumsi warga,” tukasnya. Disisi lain, Satpol PP dan Damkar mengimbau masyarakat agar berhati-hati menyalakan api di sekitar lahan kering. Jika tidak, maka hal itu akan memicu kebakaran lahan yang hebat. Satpol PP dan Damkar Kabupaten Lampung Selatan mencatat ada dua hal yang kerap memicu kebakaran di lahan kering.           Pertama, kebakaran diakibatkan oleh puntung rokok yang dibuang sembarangan. Kedua adalah faktor kelalaian. Misalnya, warga membakar lahan kering, kemudian api merembet ke lahan lainnya. Selama sebulan terakhir, telah terjadi 4 kebakaran yang melahap hampir 4 hektar lahan kering.           “Tergantung, kita lihat dulu lahan mana yang terbakar. Kalau lahan di pegunungan, biasanya faktor kelalaian,” kata Kabid Damkar Lamsel, Rully Fikriansyah, S.E.,M.M kepada Radar Lamsel, Minggu (25/8) kemarin.           Rully melanjutkan, rata-rata lahan yang mudah terbakar merupakan lahan yang didominasi rumput kering akibat kemarau. Meski tak menelan korban, kebakaran lahan yang kerap terjadi perlu mendapat perhatian serius. Khususnya masyarakat yang masih minim kesadaran tentang bahaya membuang puntung rokok sembarangan.           “Kami selalu mengimbau agar masyarakat sadar akan bahaya kebakaran. Jangan buang puntung rokok sembarangan, jangan bakar sampah sembarangan, jangan pula membakar lahan kering. Karena hal-hal kecil seperti ini bisa memicu kejadian besar,” katanya.           Pada Sabtu (24/8) lalu, Satpol PP dan Damkar Lamsel memadamkan dua titik api di lokasi yang berbeda. Pertama di lahan kering Desa Branti, Kecamatan Natar. Selanjutnya di lahan yang berlokasi di sekitaran lapangan Cipta Karya, Kalianda. Dua lokasi kebakaran itu terjadi pada siang hari, sekitar pukul 13.30 WIB.           “Kami masih mencari tahu apa penyebab kebakaran di lahan itu. Kami akui kebakaran lahan sangat jarang memakan korban. Tapi masyarakat juga perlu tahu, kebakaran lahan sangatlah membahayakan,” katanya.           Perlu diketahui, sepanjang tahun 2019 ini beberapa kawasan hutan di Indonesia mengalami musibah kebakaran. Berbagai hal menjadi pemicu terjadinya musibah pada musim kemarau ini. Tercatat seluar 30 ribu hektare lebih lahan dan hutan yang terbakar sampai Bulan Agustus 2019.           Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan enam provinsi di Indonesia masuk kategori siaga darurat kebakaran hutan. Keenam provinsi tersebut meliputi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. (idh/rnd)

Sumber: