Hal itu dikatakan Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona saat menyerahkan bantuan secara Simbolis Hibah kecil pada Kegiatan Proyek Cross Cutting Capacity Development (CCCD) Kepada 19 (Sembilan belas) Penerima Bantuan Hibah yang dipusatkan di aula kantor pemda setempat pada Kamis (29/8) lalu.
\"Setiap Jumat menanam satu pohon, kita biasakan membawa satu bibit, walaupun saat ini kita belum menanam tanaman keras, baru horti. Dan itu akan kita jadikan muatan lokal yang sementara ini kita akan terapkan sebatas ASN pemkab terlebih dahulu,\" ungkap Dendi.
Menurut Dendi, ke depan program ini akan diteruskan sampai tingkat desa. Hal itu tentunya juga akan sinkron dengan program CCCD yang akan membangun model DAS mikro di sekitaran Perintian dan register 21 seluas 424 hektare.
\"Kita hanya mampu jaga hilirnya saja, sedangkan hulunya kita belum sanggup, program ini tentunya akan sangat membantu kita,\" ucapnya.
Awalnya, Dendi mengira bahwa program ini hanyalah program di atas kertas saja, tanpa ada realisasi cepat.
\"Padahal baru kemarin rapat -rapatnya, koq tiba tiba sudah berjalan. Dan istimewanya se Indonesia hanya ada dua titik di dua provinsi yakni Jawa Timur (Malang) dan Lampung, Pesawaran salah satunya,\" jelasnya.
Dikatakan Ketua Karang Taruna Provinsi Lampung ini, banyak faktor yang menyebabkan kerusakan.
\"Karenanya, mode seperti apa yang akan dibuat CCCD, tentunya akan ada konservasi di sana. Dan tentunya butuh peran semua masyarakat,\" ujarnya.
Lebih jauh Dendi menambahkan, masyarakat harus sadar kenapa CCCD memilih Desa Bayasjaya sebagai proyeknya. Karena hulu DAS ada di Bayasjaya.
\"Berarti Bayasjaya menyimpan potensi yang besar, program ini harus menjadi program kemandirian. Manfaatkan dan jadikan hal ini menjadi program berkelanjutan, jangan hanya tergantung pada orang lain. Manfaatnya bukan buat saya, ya buat masyarakat Bayasjaya, karena saya kan tidak punya lahan di sana,\" pungkasnya. (Rus)