Ganti Sekdes Dadakan Jadi Sorotan
Forsekdesi Minta Kebijaksanaan Plt. Bupati
TANJUNG BINTANG – Banyaknya Sekretaris Desa (Sekdes) yang undur diri maupun diberhentikan paksa di zaman Kades baru, memantik tanggapan dari Forum Sekdes se-Indonesia (Forsekdesi) Lampung Selatan. Forum para sekdes itu mencatat sekitar 20 Sekdes dinyatakan sudah tidak lagi menjabat. Mereka ada yang mundur teratur dan ada pula yang diberhentikan oleh Kades yang baru dilantik gelombang III. Ketua Forum Sekdes se Indonesia (Forsekdesi) Kabupaten Lampung Selatan Sugus Anthony menyayangkan mundur dan dimundurkannya para sekdes tersebut apalagi saat ini tengah proses pembangunan menggunakan Dana Desa (DD) dan realisasi Alokasi Dana Desa (ADD). \"Ya kami tidak bisa mengintervensi, tetapi setidaknya kami dari Forsekdesi berharap para kades baru untuk mempertimbangkan kinerja para sekdes,\" ungkapnya kepada Radar Lamsel, Rabu (11/9). Sugus menambahkan, 20 sekdes yang mendur itu tersebar dari 9 kecamatan diantaranta Kecamatan Natar, Jati Agung, Tanjung Bintang, Kalianda, Palas, Way panji, Sragi dan Ketapang. \"Kecamatan Palas 9 Orang, Tanjung Bintang 1 Orang, Way Panji 2 orang, Sragi 1 orang, Jati Agung 1 orang, Natar 2 orang, Ketapang 3 orang dan Kalianda 1 orang,\" paparnya. Ia berharap ada kebijaksanaan dari Plt. Bupati Lamsel H Nanang Ermanto untuk mempertimbangkan pergantian sekdes mendadak tersebut tanpa ada prosudur yang jelas. \"Apalagi pak bupati pernah meminta agar sekdes tidak diganti saat pelantikan kades di Kecamatan Jati Agung,\" kata dia. Sugus tidak menampik jika sekdes sulit diajak kerjasama dengan kades maka akan dievaluasi, tetapi setidaknya menunggu selesainya pekerjaan. \"Nanti akan menyulitkan kades sendiri jika pergantian dilakukan saat pekerjaan masih berlangsung,\" pungkasnya. Kepala Dinas PMD Lampung Selatan, Rohadian sangat menyayangkan kepala desa baru yang begitu tergesa-gesa memutuskan untuk mengganti sekretaris desa. Pergantian sekretaris desa ini sama saja dengan melempar kepala desa baru di tengah hutan gelap. “Dari lubuk hati yang paling dalam, saya sangat prihatin dengan adanya pergantian sekdes ini. Tanpa perangkat desa lama, kades baru seperti terlempar di tengah hutan gelap tanpa adanya pengetahuan. Siapapun pasti menangis bila menghadapi kondisi seperti ini,” ujar Rohadian. (kms)Sumber: