Puso di Palas Sasar 16 Hektar
PALAS – Meski sektor pertanian di Kecamatan Palas tengah dilanda kekeringan selama beberapa bulan terahir. Namun angka puso atau gagal panen dampak kekeringan diwilayah itu masih terbilang rendah. Berdasarkan hasil pendataan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas hingga saat ini hanya 16 hektar tanaman padi yang telah mengalami gagal panen. Jumlah tersebut sangat jauh, jika dibandingkan dengan Kecamatan Sragi yang telah mencapai 175 hektar. Kepala UPT Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas, Agus Santosa mengatakan, dari pendataan yang dilakukan di lapangan, hingga saat ini baru terdapat 16 hektar tanaman padi yang telah dinyatakan puso. “Dari sekitar 3.702 hektar padi dimusim gadu baru terdapat 16 hektar tanaman padi yang telah mengalami puso atau gagal panen akibat dampak kekeringan. Rendahnya angka puso ini karena petani masih terus melakukan penyiraman dengan pompanisasi,” ujar Agus santosa kepada Radar Lamsel, Senin (16/9). Agus menerangkan, tanaman padi yang mengalami puso tersebut tersebar di lima desa yakni, Desa Rejomulyo seluas 2 hektar, Bandanhurip 2 hektar, Kalirejo 5 hektar, Bumidaya 2 hektar dan Bumiasih 5 hektar. “Hanya di lima desa yang sudah terdampak. Itupun berada dilahan yang sama sekali tidak memiliki sumber pengairan,” terangnya. Meski begitu, lanjut Agus, di Kecamatan Palas masih terdapat tanaman padi seluas 631 hektar mengalami kekeringan ringan, 318 hektar kekeringan sedang, dan 186 mengalami kekeringan berat. Sementara yang masih terancam kekeringan seluas 930 hektar. Untuk menekan puso atau gagal panen ini akibat dampak kekeringan ini, Agus mengimbau petani untuk terus menggenjot penyiraman dengan pompanisasi. “Untuk menekan gagal panen ini harapan kami pompanisasi bisa terus dikuatkan oleh petani. Terutama untuk 186 hektar yang sudah mengalami kekeringa berat, yang sudah terancam puso,” pungkanya. (vid)
Sumber: