Petani Sukapura Beralih Tanam Semangka
PALAS – Kemarau panjang yang melanda wilayah Kecamatan Sragi tidak menghentikan semangat petani Desa Sukapura untuk terus bercocok tanam. Kekeringan yang menghambat penanaman padi, membuat petani Desa Sukapura untuk beralih bercocok tanam dengan menanam buah semangka yang mendatangkan keuntungan besar di saat musim kemarau. Aripin (35) salah satu petani Desa Sukapura mengatakan, beralih tanam semangka ini sudah dilakoni sebagian petani Sukapura untuk menghindari kerugian menanam padi disaat musim kemarau. “Menanam semangka saat kemarau sudah sejak lima tahun lalu, untuk menghindari kerugian menanam padi,” kata Aripin kepada Radar Lamsel, Selasa (17/9). Aripin menjelaskan, meski menanam semaka membutuhkan modal yang lebih besar, namun bisa mendatangkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan menanam padi. Ia menyebutkan ,untuk menanaman semangkan di lahan seluas seperempat hektar mebutuhkan modal sebesar Rp 2,5 juta. sedangkan padi membutuhkan modal Rp 1,5 juta. “Kalau modal lebih besar semangka, tapi untungnya lebih besar. Untuk lahan seperempat hektar bisa menghasilkan 7 ton semangka dengan harga Rp 2.500 per kilo. Tapi jika ditanam padi hanya dapat 2 ton dengan harga Rp 4.000 perkilo,” tuturnya. Peralihan bercocok tanam semangka ini juga dilakoni oleh Diman (48). Menurutnya, tanaman semangka cocok di musim kemarau, karena lebih sedikit membutuhkan air dibandingkan menanam padi. “Sebagian petani beralih menanam semangka karena tidak terlalu banyak butuh air, dan 65 hari bisa panen. Meski perawatanya sedikit repot, namun keutungannya jauh lebih besar dibanding menanam padi,” terangnya. Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi, Eka Saputra mejelaskan untuk saat ini terdapa 25 hektar lahan yang dimanfaatkan petani Desa Sukapura untuk menanam semangka. “Ada 25 hektar lahan yang ditanami semangka yang dipusatkan dalam satu lokasi,” ucapnya. Sementara untuk, lahan yang dialihkan petani untuk becocok tanam sayur seluas 103 hektar yang tersebar di sepuluh desa. “Sedangkan untuk sayuran ada 103 hektar. Upaya ini tentunya sangat memberikan maanfaat, sehingga lahan terus produksi,” pungkasnya. (vid)
Sumber: