Ratusan Hektar Sawah Tak Produktif, 25 Hektar Terancam Puso

Ratusan Hektar Sawah Tak Produktif, 25 Hektar Terancam Puso

SIDOMULYO – Ratusan hektar lahan pertanian di Kecamatan Sidomulyo tidak lagi produktif. Pasokan listrik serta ketersediaan air jadi pemicu lahan nganggur tersebut. Tugimin (58) petani asal Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo mengatakan, musim kemarau memaksanya harus berfikir ekstra untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebab, kemarau tiga bulan terakhir menyebabkan lahan sawahnya seluas 1,5 hektar tak lagi menghasilkan. “ Karena kemarau saya nggak nyawah mas, sebab pasokan air tidak cukup untuk mengairi setengah hektar sawah saya. Sekalipun dipaksakan olah lahan sawah, sangat beresiko terancam gagal panen,” katanya saat diwawancarai Radar Lamsel dilokasi lahan yang terbengkalai, Selasa (17/9). Dilokasi tidak berjauhan, Tono (52) salah seorang petani padi sekitar yang beralih menanam buah semangka mengatakan, kondisi lahan sawah banyak terbengkalai diwilayah itu. Selain karena kemarau, penyebabnya adalah, tidak adanya pasokan listrik yang memadai guna menjangkau areal sawah mereka. “ Jika ada tiang listrik maka secara swadaya petani sekitar membuat sumur bor. Dengan begitu maka aktifitas pertanian bisa dilakukan. Kalo gak ada listrik petani terpaksa tidak nyawah dan beralih usaha lain,”kata Tono. Tono melanjutkan, bersukur dirinya masih bisa melakukan aktifitas pertanian dengan menanam buah semangka untuk mendapat penghasilan. Karena, lokasi areal sawahnya terhitung dekat dengan pemukiman penduduk. Dirinya dengan swadaya membangun tiang listrik dari bambu sebagai alat penyanggah kabel lsitrik yang ia peroleh dari bantuan tetangganya. “ Bersukur, tetangga saya membantu saya untuk nyambung listrik dari rumahnya untuk saya pergunakan sedot air menggunakan sibel di sumur bor. Dari pada lahan saya terbengkalai saya beralih menanam buah semangka untuk mendapatkan penghasilan,” terangnya.   Sementara, Kepala UPT PTPH Kecamatan Sidomulyo Didik Deky Setiawan  mengaku sudah melakukan pendataan terkait banyaknya lahan pertanian yang tidak produktif diwilayah itu. Akibat tidak adanya sumur bor dan pasokan aliran listrik yang memadai guna menjangkau areal sawah mereka. “ Sudah kami data kemudian akan diserahkan kepada Pemkab Lamsel dalam bentuk laporan,” ungkapnya. Selain itu pihaknyapun menghimbau kepada petani untuk beralih menanam palawija untuk sementara. “ Bagi petani lahan tadah hujan yang tidak memiliki sumur bor, karena terkendala tidak adanya pasokan aliran listrik. Petani kami himbau untuk beralih tanam palawija. Harapan petani ya pemerintah bisa mendengar keluhan mereka,” pungkasnya. Data yang dihimpun Radar Lamsel, luas wilayah pertanian Sidmulyo 2.740 hektar. 1.700 lahan pertanian sawah dan sisanya palawija. Tanaman padi yang mengalami kekeringan berat berpotensi puso seluas 25 hekar tersebar di empat desa yakni, Seloretno, Sidowaluyo, Sidorejo dan Sidodadi. (CW2)

Sumber: