Petani: Sedot Air Pakai Elpiji 3Kg Hemat Tiga Kali Lipat

Petani: Sedot Air Pakai Elpiji 3Kg Hemat Tiga Kali Lipat

SIDOMULYO – Pangkas biaya oprasional pengairan menggunakan mesim  penyedot air dilahan pertanian. Petani cabai merah Kecamatan Sidmulyo berinovasi menjadikan gas elpiji tiga kilogram sebagai bahan bakar alternatif mesin penyedot air, Sabtu (28/9). Tikmo (52) petani cabai merah warga Desa Talang Baru, Kecamatan Sidomulyo mengatakan, dimusim kemarau pengairan merupakan faktor utama yang dibutuhkan untuk olah lahan dan perawatan tanaman. Sebelumnya, dirinya mengaku merasa terbebani oleh besarnya biaya pengairan. Dalam satu kali pengairan selama 8-10 jam, menggunakan mesin penyedot air berbahan bakar perium, dia menghabiskan 8-10 liter bahan bakar. Dimana, satu liter perium dibelinya dengan harga Rp.8000 rupiah. “ Kondisi ini tentu saja membebani bagi petani cabai merah, bila dihitung dalam satu kali pengairan harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.64-80 ribu rupiah.” ucapnya. Namun, kata Tikmo, dengan adanya inovasi yang dilakukan oleh petani sekitar yakni, memodifkasi mesin penyedot air berbahan bakar  premium ke bahan bakar gas. Petani cabai merah diwilayahnya mamapu menghemat biaya oprasional pengairan sampai tiga kali lipat. “ Bersukur, dengan adanya inovasi mesin berbahan bakar gas, sabagai bahan bakar alternatif, saya hanya membutuhkan satu tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram dengan biaya Rp.21-25 ribu saja.” ungkapnya. Sementara, Sujarno (50) petani cabai merah lainya warga Desa Sidodadi mengatakan hal yang sama. Dia menuturkan, untuk biaya modifikasi mesin penyedot air berbahan bakar premium ke bahan bakar gas biaya yang dikeluarkan cukup terjangkau. “ Petani hanya butuh mengeluarkan biaya sebsar Rp.55 ribu rupiah untuk  membeli alat yang dibutuhkan seperti, regulator, stop kran, selang dan klip pengunci selang.” Tuturnya. Sujarno melanjutkan, setelah terangkai dengan baik semua komponen yang dibutuhkan, mesin penyedot air berbahan bakar gas siap digunakan. “ Namun, kiat ini akan lebih efektif dan efisien bila digunakan dilahan budidaya cabai merah yang lokasi berdekatan dengan irigasi ataupun pintu irigasi pembuangan air.” pungkasnya. Untuk diketahui, penggunaan gas elpiji sebagai bahan bakar mesin penyedot air untuk pertanian jadi salah satu pemicu kelangkaan elpiji 3kg. Meski Perpres tahun 2015 tentang pemakaian elpiji untuk pertanian sudah disahkan, namun realitanya persoalan ini acap jadi alasan konsumer ketika harga elpiji melambung tinggi. (CW2)

Sumber: