Pencari Rumput Laut Mulai Kedodoran

Pencari Rumput Laut Mulai Kedodoran

SIDOMULYO – Pasca musibah tsunami selat sunda yang menghantam pesisir pantai Desa Suak Kecamatan Sidomulyo  pada akhir tahun lalu, banyak terumbu karang yang mengalami kerusakan parah. Akibatnya, para nelayan pencari rumput laut didesa itu kesulitan untuk memperoleh rumput laut dan berdampak menurunya pendapatan mereka, Rabu (16/10). Nelayan pencari rumput laut Rosilah (50) warga Desa Suak mengatakan, sebelum musibah tsunami selat sunda pada akhir Desember tahun lalu, kelestarian rumput laut disektar pantai didesanya masih terjaga. “ Seblum musibah tsunami tahun lalu, rumput laut secara alami banyak ditemui diterumbu karang sekitar pantai ketika laut surut,” kata Rosilah. Namun belakangan, kata Rosilah, pasca tsunami yang menerjang didesanya merusak terumbu karang dipantai sekitar. Banyak nelayan pencari rumput laut mengeluh, karena rumput laut yang jadi sumber penghasilan sehari-hari sulit didapat.  “ Akibat terjangan tsunami banyak trumbukarang yang rusak. Kemudian rumput laut yang biasanya hidup diterumbu karang berkurang,” katanya. Sementara, Rohimi nelayan pencari rumput laut warga sekitar mengatakan, semenjak musibah tsunami yang menerjang pesisir pantai didesanya, nelayan rumput laut harus rela mencari rumput laut ditengah laut dengan cara menyelam. “ Akibat terumbukarang banyak yang rusak, rumput laut sulit didapat. Parahnya, kami nelayan pencari rumput laut harus rela ketengah laut menggunakan sampan, untuk menyelam mencari rumput laut,” kata Rohimi. Sebelumnya kata Rohimi, pendapatan dirinya dari hasil menjual rumput laut dalam satu hari bisa mencapai Rp.130ribu dengan hasil menjual rumput laut kering 100 kilogram. “ Semenjak tsunami rumput laut sulit didapat, saya seharinya hanya mampu mengumpulkan rumput laut setelah dikeringkan sebanyak 25 kilogram atau Rp.32,500 rupiah,” kata Rohimi.(CW2)

Sumber: