Jasad Zubaidi Diautopsi, Kapolres: Dilakukan Secara Maksimal

Jasad Zubaidi Diautopsi, Kapolres: Dilakukan Secara Maksimal

PENENGAHAN – Kepolisian mengautopsi jasad Zubaidi, warga Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, yang meninggal di embung sekitar SMA Kebangsaan beberapa waktu lalu. Autopsi ini dilakukan atas inisiatif keluarga besar yang masih penasaran dengan sisi lain di balik meninggalnya Zubaidi.           Pantauan Radar Lamsel, autopsi itu dilakukan di makam Zubaidi yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, dan selesai sekitar pukul 12.30 WIB, Kamis (17/10/2019). Proses autopsi yang disaksikan puluhan masyarakat itu dikawal langsung oleh anggota Polsek Penengahan, dan Polres Lampung Selatan.           Kapolres Lamsel, AKBP. M. Syarhan, S.IK juga hadir di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB, untuk menyaksikan proses autopsi. Usai melihat prosesnya dalam beberapa menit, Syarhan berbincang dengan pihak keluarga almarhum Zubaidi. Dalam kesempatan itu, Syarhan meminta pihak keluarga bersabar menunggu hasil autopsi.           Mantan Kapolres Pesawaran ini berjanji proses autopsi akan dilakukan secara maksimal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyebab meninggalnya Zubaidi karena faktor kesehatan. Atau ada unsur pidana dalam kasus ini. “Hasil autopsi akan menerangkan apakah ada faktor kesehatan, dan pidana dalam kasus ini. Autopsi dilakukan secara maksimal,” kata Syarhan.           Sementara itu, Ruhendry, S.H, selaku perwakilan keluarga besar Zubaidi ingin mengetahui secara pasti apa penyebab yang mengakibatkan kerabatnya meninggal. Pasalnya, pihak keluarga menemukan kejanggalan dari dari kasus Zubaidi. Menurut Ruhendry, Zubaidi orang baik, dan diketahui tidak memiliki musuh.           “Tapi meninggal dengan keadaan seperti itu. Nah, ini yang menjadi pertanyaan besar bagi keluarga,” katanya saat ditemui Radar Lamsel di lokasi autopsi jasad Zubaidi di Desa Banjarmasin. Pria yang berprofesi sebagai advokat ini melanjutkan, berdasarkan hasil visum, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh Zubaidi. Pihak keluarga yang meminta autopsi bukan tak percaya dengan hasil visum. Tetapi, kata dia, autopsi dilakukan untuk menghilangkan rasa penasaran. “Yang menjadi pertanyaan selanjutnya kenapa dia (Zubaidi) memegang senjata. Dia juga tidak memiliki riwayat penyakit asma ataupun epilepsi. Fisiknya kuat,” ujarnya. Sebagai perwakilan keluarga besar, Ruhendry akan menerima apapun hasil autopsi tersebut. Yang jelas, pihak keluarga sudah mengetahui penyebab meninggalnya Zubaidi yang saat ini masih menjadi pertanyaan besar di kalangan masyarakat. Ia juga bersyukur mendapat dukungan dari warga yang telah kompak membantu. “Seperti yang saya katakan tadi, keluarga masih penasaran. Jika meninggalnya memang karena penyakit, kami terima. Autopsi ini didanai keluarga, kami harap pihak terkait bisa membantu,” katanya. (rnd)

Sumber: