Kembangkan Budidaya Vaname Skala Rumah Tangga
SRAGI – Budidaya udang vaname merupakan salah satu bisnis yang menggiurkan karena dapat mendatangkan keuntungan yang besar. Tetapi budidaya tersebut harus dikembangkan di wilayah kawasan pesisir. Baru-baru ini masyarakat Desa Kuala Sekampung, Kecamatan Sragi mulai mengembangkan budidaya udang vaname intensif bersakala rumah tangga dengan memanfaatkan pekarangan rumah. Budidaya udang vaname skala rumah tangga ini seolah menjadi sosulusi ditengah maraknya isu pemanfaatan lahan mangrove yang dialih fungsikan menjadi lahan tambak di wilayah pesisir timur Kecamatan Sragi. Salah satu masyarakat yang mulai mengembangkan budidaya udang vaname skala rumah tangga ini yaitu, Gito (45). Melihat sumber air payau yang ada di Desa Kuala Sekampung, lahan pekarangan rumah seluas 200 meter persegi disulap menjadi tambak udang vaname intensif. “Meski jauh dari pesisir namun Desa Kuala Sekampung masih memiliki sumber air payau yang berasal dari sumur bor,” ujar Gito kepada Radar Lamsel saat ditemui di kediamannya. Gito menerangkan, inovasi budidaya udang vaname ini diambil lantaran beberapa alasan. Salah satunya virus white sindrom (WS) yang tengah mewabah di wilayah pesisir Sragi. Sementara budidaya tambak udang vaneme intensif sekala rumah tangga ini dinilai lebih steril dari penyakit. Dan tentunya lebih ramah lingkungan karena tidak merusak hutan mangrove. “Salah satu keunggulannya bebas dari penyakit WS. Selain itu pertumbuhan udang juga lebih cepat karena salinitas (tingkat keasinan) lebih rendah dari,” terangnya. Budidaya udang vaname berskala rumah tangga ini juga mulai dilakoni oleh Iis Sugianto (46). Meski baru pertama dilakoni namun budidaya ini juga dinilai lebih menghemat modal. “Untuk saat ini sudah ada empat orang yang mulai menjalani usaha budidaya udang vaneme ini. Alasannya kerana tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Untuk lahan 200 meter persegi mebutuhkan modal awal Rp 50 juta, sedangkan kalau tambak pesisir bisa sampai Rp 70 juta,” pungkasnya. (vid)
Sumber: