Pengembangan Teluk Nipah Kandas

Pengembangan Teluk Nipah Kandas

KALIANDA – Rencana pengembangan Teluk Nipah sebagai kawasan wisata bertaraf internasional tak lagi terdengar gaungnya. Tinjauan Menteri BUMN yang saat itu dijabat oleh Rini Soemarno pun tak membekas hingga jabatan Menteri BUMN kini digantikan oleh Erick Thohir. Potensi wisata Pantai Teluk Nipah yang berada di Desa Bulok, Kecamatan Kalianda seperti terlupakan begitu saja. Padahal, dua tahun silam tepatnya 23 September 2017 kawasan tersebut sempat ditinjau langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kala itu dijabat oleh Rini Mariani Soemarno. Kementerian BUMN memproyeksikan teluk nipah sebagai kawasan wisata bertaraf internasional. Tapi seiring berjalannya waktu tidak ada progres yang positif dan menangkap isyarat dari Menteri yang masih menjabat dalam dua tahun terakhir. Entah apa yang menghambat pengembangan sektor kepariwisataan yang menjadi perhatian khusus Kementerian BUMN kala itu. OPD terkait dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) semestinya segera menjemput bola pasca kunjungan Menteri BUMN kala itu.           Saat dimintai tanggapan terkait persoalan ini, Kepala Disparbud Lamsel Ir. Rini Ariasih tidak memberikan jawaban apapun. Mantan Kepala DPPA ini hanya membaca pesan yang disampaikan Radar Lamsel melalui whatshapp, Selasa (29/10) kemarin.           Ketua DPRD Lampung Selatan Hendry Rosyadi juga sempat berbincang dengan Radar Lamsel medio 21 Agustus 2019 lalu. Kala itu ia masih sebagai pimpinan sementara DPRD Lamsel.           Tokoh penting kabupaten ini juga tak menampik lambatnya respon OPD yang membidangi untuk mewujudkan proyeksi Teluk Nipah yang sudah dikunjungi oleh Menteri BUMN periode itu.           “ Padahal kalau mau jemput bola menteri BUMN nya masih bu Rini. Semestinya bisa terealisasi kalau pergerakan OPD sigap melihat peluang yang ada, tetapi kenyataan berbeda. Kalau menterinya sudah ganti tentu akan sulit kembali untuk mewujudkan rencana itu,” ucap Hendry Rosyadi (21/8) diruang kerjanya.           Politisi PDIP Lamsel ini tak menampik bahwa keberadaan infrastruktur berkelas nasional memiliki dua sisi mata pisau. Sisi pertama kata dia orang akan dengan cepat sampai ke Lampung Selatan, sedang sisi lainnya orang juga akan cepat meninggalkan Lampung Selatan.           “ Tinggal kita mau pilih yang mana, apakah kita pilih orang cepat meninggalkan kita? atau orang cepat datang ke kita karena potensi yang dimiliki Lamsel yang kita cintai ini?,” ujarnya kala itu.           Terpisah, Kepala Desa Bulok Kuswanto menyayangkan hal tersebut. Pihak desa mengaku sangat kecewa, baik kepada direksi PTPN 7 sebagai perusahaan yang memiliki kawasan dan jajaran OPD terkait yang tidak cekatan menangkap isyarat Menteri BUMN kala itu.           “Kami sudah habis banyak anggaran untuk membuka kawasan pariwisata itu. Tapi, tidak ada tindaklanjutnya. Padahal, menteri sudah membuka peluang,” ungkap Kuswanto, kemarin.           Pihaknya, juga menganggap terlambat jika baru sekarang akan mulai dilakukan komunikasi. Pasalnya, selain sudah terjadi pergeseran jabatan Menteri BUMN kawasan tersebut juga sudah porak-poranda dihantam gelombang tsunami beberapa waktu lalu.           “Semua fasilitas umum yang kita bangun sudah tidak tersisa. Memang kabar bencana tsunami tidak viral didaerah kami seberapa dahsyatnya. Karena, tidak menimbulkan korban jiwa,” tukasnya.           Sedikit mengulas, Menteri BUMN kala itu Rini Soemarno sudah mensurvey dan memperhatikan sejumlah area-area yang dimiliki oleh BUMN, terutama area perkebunan PTPN dan PTPN 7 dilokasi itu yang sebetulnya bisa di manfaatkan untuk pariwisata. “Jadi waktu itu ada juga ya (tempat pariwisata’red), seperti di Sulawesi Utara. Dan saya juga mendengar ada di Lampung. Jadi saya ingin melihat sendiri potensinya untuk kita kembangkan menjadi pariwisata,” kata Rini saat diwawancarai awak media saat mengunjungi Teluk Nipah di Desa Bulok. Menurut Rini, wilayah perkebunan yang ada disekitar Teluk Nipah bisa di konversi menjadi pariwisata sehingga bisa lebih mensejahterakan masyarakat sekitar. “Semacam diversifikasi. Itu sangat dimungkinkan dan bisa dikerjasamakan baik kerjasama dengan pihak luar atau dengan pihak BUMN,” lanjutnya. Menteri BUMN ini mengakui, BUMN sudah cukup berpengalaman dalam mengembangkan kawasan pariwisata. Rini pun memberi contoh apa yang sudah dilakukan oleh BUMN, salah satunya dalam mengembangkan pariwisata Nusa Dua dan Mandalika. Kedua tempat pariwisata yang sudah tenar itu memiliki kesamaan dengan Teluk Nipah yang dianggap memiliki potensi besar. “Jadi, kalau memang ada lahan di Lampung yang begitu dekat dengan Jakarta kan potensinya harusnya besar dan bisa memberikan pertumbuhan ekonomi cukup baik dan sangat baik untuk Lampung,” lanjutnya. Rini mengaku akan menjadikan Teluk Nipah sebagai perhatian BUMN. Bahkan, Rini sudah meminta tim untuk melakukan fisibilitas di daerah pantai Teluk Nipah. “Bagus sekali ya, saya melihat sangat prospektif. Ini kan laut terbuka tapi karena ada teluknya jadi sedikit masuk. Jadi saya liat ini potensinya cukup bagus. Ini mungkin ada 2-3 kilometer bentangan pantai yang bisa dimanfaatkan. Yang lain-lainnya nanti dimanfaatkan atau mungkin ada untuk agrowisatanya,” ujarnya. Saat ditanya kapan rencana itu akan dilakukan oleh BUMN, Rini menjawab dengan diplomatis. “Insha Allah dalam waktu dekat,” pungkasnya. (idh/ver)  

Sumber: