Buka-Tutup Bendungan Diberlakukan

Buka-Tutup Bendungan Diberlakukan

PALAS – Unit Pelakasana Teknis (UPT) Penguji Konstruksi dan Bangunan (PKB) Kecamatan Palas  mengaharapkan pemerintah desa saling berkordinasi untuk mengatur sistem pembagian air bendungan pada saat musim kemarau.           Hal ini dilakukan agar pembagian air yang diterapkan dengan sistem buka-tutup pintu air terjadwal bisa terbagi secara menyeluruh. Sehingga tidak menimbulkan gesekan antara sesama petani.           Kepala UPT Penguji Konstruksi dan Bangunan Kecamatan Palas, Slamet mengatakan selama musim kemarau berlangusung pihaknya menerapkan sistem buka-tutup pintu air secara terjadwal di beberapa desa di wilayah Palas.           “Sistem buka-tutup kami terapkan di bendungan Desa Sukaraja, Palas Aji, dan Palas Pasemah. Dimana pembagian air dilakukan secara bergilir empat hari sekali,” ujar Slamet kepada Radar Lamsel, Minggu (3/10).           Namun akibat penyusutan debit air Sungai Way Pisang yang mencapai 90 persen menyebabkan pembagian air dengan sistem buka tutup ini tidak merata. Akibatnya sebagian petani yang berada di hilir sungai kerap mengeluh karena tidak mendapatkan air.           “Beberapa hari lalu petani yang berada di hilir seperti Desa Palasaji mengeluh karena tidak kebagian air. Tetapi penyebanya bukan sistem buka tutup yang tidak berjalan tepat waktu, melainkan debit air memang sangat kecil. Akibatnya air tidak sampai ke hilir karena terlalu banyak resapan dan penguapan di saluran irigasi,” papar Slamet.           Untuk itu Slamet mengimbau, aparatur desa dapat saling berkordinasi dalam pembagian air tersebut. Sehingga tidak menimbulkan salah paham atau gesekan antar sesama petani.           “Kami juga sudah mengimbau baik kepala desa ataupun kelompok tani utuk saling berkordinasi. Sehingga tidak ada salah paham,” tuturnya.           Sementara itu Kepala Desa Palas Aji, Heri Susanto juga mengamini bahwa sebagian petani di desanya mengeluhkan ancaman kekeringan akibat debit air Sungai Way Pisang Yang kian menipis.           “Memang bebarapa waktu lalu petani mengeluh tidak kebagian air. Namun setelah kami berkordinasi dengan Desa Sukaraja dan memantau langsung bendung debit air memang kecil, dan tidak mampu mengalir sampai ke desa Palasaji yang jaraknya cukup jauh,” pungkasnya. (vid)

Sumber: