1.300 Hektar Sawah Puso; Rata-rata Belum Ikut AUTP

1.300 Hektar Sawah Puso; Rata-rata Belum Ikut AUTP

KALIANDA – Musim kemarau panjang yang terjadi pada tahun ini bisa menjadi pelajaran berharga para petani padi dalam hal pentingnya ikut program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Sebab dari 1.300 hektare lahan padi yang gagal panen atau puso, tidak lebih dari setengahnya terdaftar dalam program tersebut. Hal ini sangat disayangkan Dinas Tananaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Lampung Selatan. Karena, AUTP merupakan program yang sangat menguntungkan para petani saat mengalami gagal panen akibat kondisi iklim dan sejenisnya. “Secara rinci saya kurang hafal angkanya berapa. Tapi, tidak lebih dari 50 persen dari total hamparan padi puso yang di back up AUTP. Ini menjadi tugas kami untuk lebih gencar memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Karena, keuntungannya bukan untuk pemerintah. Tapi, para petani sendiri yang merasakannya,” ungkap Plt Kepala DTPHP Lamsel Ir. Noviar Akmal kepada Radar Lamsel, Senin (4/11) kemarin. Dia menegaskan, pihaknya saat ini tengah memfasilitasi dan melakukan proses pengajuan AUTP bagi para petani yang mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrim. Dipastikannya, klaim asuransi ini akan lebih cepat dan efisien ketimbang mengandalkan bantuan dari cadangan bibit daerah (CBD). “AUTP ini hanya Rp36 ribu per hektar dan per musim panen. Klaim nya bisa mencapai Rp6 jutaan. Jadi tidak perlu menunggu bantuan bibit dulu untuk memulai tanam di musim berikutnya. Apalagi, sebentar lagi akan memasuki tanam rendeng,” tegasnya. Lebih lanjut dia menjelaskan, DTPHP Lamsel mencatat 1.300 hektare lahan puso dari 39.000 hektare hamparan tanam periode April – November berada di Kecamatan Palas, Candipuro dan Sragi. “Namun, masih ada beberapa spot lahan yang bisa panen di musim kemarau ini. Tentu saja, kami tengah berupaya mempersiapkan bantuan bibit. Tetapi, jumlahnya menyesuaikan anggaran yang tersedia,” pungkasnya. (idh)

Sumber: