Tidak Pernah Mendapat Bantuan Lantaran Berada di Hutan Kawasan, Warga Akan Perbaiki SDN 18 Way Ratai
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Kamis 07-11-2019,10:12 WIB
WAY RATAI - Jauh dari kata layak memang pantas disematkan untuk status Sekolah Dasar Negeri (SDN) 18 Way Ratai yang berada di Dusun Tanjung Jaya, Desa Sumber Jaya, Kecamatan Way Ratai, Kabupaten Pesawaran.
Memiliki kondisi sekolah yang tak seperti biasa justru tidak menyurutkan sejumlah siswa untuk menempuh pendidikan pada bangunan sekolah yang hanya terbuat dari papan yang beratapkan asbes, berlantai semen yang sudah rusak dan beberapa meja belajar yang kondisinya buruk.
Tidak hanya itu saja, kondisi atap plapon yang terbuat dari triplek juga banyak yang bolong, dan setiap ruang kelas hanya disekat menggunakan papan. Bangunan sekolah yang dibangun sejak tahun 1984 tersebut hanya memiliki 4 ruang kelas. Dimana 3 ruang digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar (KBM) yang setiap ruangnya disekat menjadi dua. Sementara jumlah murid di SDN 18 Way Ratai ini sebanyak 46 murid dengan 4 orang guru yang terdiri dari 2 guru PNS dan 2 guru honorer.
Kondisi buruknya fasilitas pendidikan di SDN 18 Way Ratai tersebut bukan tanpa sebab, pasalnya bangunan SDN 18 Way Ratai berada dalam kawasan hutan lindung register 21, sehingga tidak bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Agus, S.Pd, salah seorang guru yang mengajar di SDN 18 Way Ratai sejak tahun 1989 saat dikonfirmasi Radar Pesawaran pada Selasa (5/11) mengatakan, tujuan awal dibangun sekolah tersebut untuk mempermudah anak-anak diwilayah setempat menempuh pendidikan, hal ini lantaran jarak sekolah induk dengan Dusun Tanjung Jaya cukup jauh jika ditempuh anak-anak untuk sekolah.
\"Memang sekolah ini tidak layak dijadikan sebagai tempat mengenyam pendidikan. Sebelumnya juga pernah diusulkan untuk dipindah, tetapi masyarakat tetap ingin disini karena jarak yang dekat. Dan sekolah ini tidak bisa dibangun oleh pemerintah karena memasuki kawasan hutan register 21, jadi ada aturan yang melarang pembangunan secara permanen. Jika ujian nasional, maka siswa ikut di SDN 13 Way Ratai sebagai sekolah induk,\" ungkapnya.
Sementara, Kepala SDN 18 Way Ratai, Ruwiyati, S.Pd menyampaikan, selama ini SDN 18 Way Ratai hanya mendapatkan bantuan dana BOS dan PIP bagi siswa yang tidak mampu.
\"Saya sebagai kepala sekolah merasa prihatin kondisi sekolah ini, besar harapan kami agar sekolah ini bisa maju, dan kepada pemerintah saya berharap agar sekolah ini dapat dibangun dengan layak,\" harapnya.
Untuk saat ini, lanjut Ruwiyati, berdasarkan hasil musyawarah komite dan masyarakat di Dusun Tanjung sepakat akan membangun SDN 18 Way Ratau secara swadaya dengan hasil keputusan bersama bahwa setiap kepala keluarga akan menyumbang dana sebesar Rp. 200 ribu pertahun, dan hal ini mulai berjalan pada tahun ini. Dimana pelaksanaan pembangunan akan dilakukan pada waktu libur sekolah di sementer 1.
\"Karena sekolah ini tidak pernah mendapat bantuan, maka warga telah sepakat akan membangun sekolah ini secara swadaya,\" tandasnya.
Dilain pihak, Kepala Dusun Tanjung Jaya Sutoyo mengatakan akan berusaha mewujudkan sekolah yang layak untuk kegiatan belajar dan mengajar anak-anak diwilayah setempat secara swadaya yang akan dilakukan oleh 117 kepala keluarga di Dusun Tanjung Jaya.
\"Kami setiap tahun memberikan sumbangan secara swadaya Rp.200 ribu setiap tahun untuk bisa membangun sekolah tersebut dengan layak bersama komite sekolah dan dewan guru pada tahun ini saat anak-anak libur sekolah sekolah. Kita akan bangun sekolah ini walaupun tanpa bantuan pemerintah,\" tegasnya. (jko/esn)
Sumber: