Tahun Ini Karhutla Sudah 59 Kali Terjadi

Tahun Ini Karhutla Sudah 59 Kali Terjadi

KALIANDA – Pemkab Lampung Selatan sepertinya harus memikirkan langkah kongkret dalam menyikapi dan mengantisipasi peristiwa kebakaran lahan yang terjadi pada tahun ini. Pasalnya, sepanjang tahun 2019 ini petugas mencatat setidaknya 59 kali terjadi kebakaran lahan kosong yang luasannya diperkirakan mencapai ratusan hektare.           Namun sayangnya, Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar Lamsel tidak memiliki data valid mengenai jumlah luasan lahan yang terbakar sepanjang 2019 ini. Pihaknya, hanya melakukan pendataan jumlah kejadian serta lokasi terjadinya peristiwa kebakaran tersebut.           “Kalau peristiwa kebakaran hutan kami catat sudah terjadi sebanyak 59 kali selama tahun ini. Jika ditambah dengan peristiwa kebakaran pemukiman selain lahan kosong mencapai 90 peristiwa,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Damkar Lamsel Rully Fikriansyah kepada Radar Lamsel, Senin (11/11) kemarin.           Dia membeberkan, peristiwa kebakaran lahan kosong itu hampir merata dialami oleh seluruh kecamatan. Terutama, peristiwa ini banyak terjadi di wilayah yang masih memiliki luas hamparan hutan yang jauh dari pemukiman padat penduduk.           Saat ditanya mengenai penanganan peristiwa kebakaran lahan kosong, pihaknya tidak menampik banyak kendala yang dialami oleh petugas. Terlebih, jika wilayah kebakaran tersebut menimpa lahan kosong yang tidak memiliki akses jalan yang memadai.           “Jika armada damkar tidak terjangkau, mau tidak mau kita pakai cara manual. Yakni menyiramkan air dengan menggunakan ember. Selain itu,  memisahkan daun dan ranting kering yang belum terbakar pada lahan yang terbakar,” paparnya.           Namun demikian, pihaknya bakal melakukan upaya semaksimal mungkin dalam melaksanakan tugasnya. “Kami terus menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa meningkatkan kewaspadaan dini untuk mengantisipasi musibah kebakaran,” pungkasnya. Terpisah, pemerintah Kecamatan Palas mengimbau masyarakat untuk terus mewaspadai bencana kebakaran selama musim kemarua. Pasalnya selama satu pekan terahir bencana kebakaran kembali terjadi di wilayah Kecamatan Palas.           Hal tersebut diungkapkan Camat Palas, Rika Wati, S. STP, MM pada saat menyerahkan bantuan kepada Sukardi (50) warga Desa Bangunan yang menjadi korban kebakaran, Senin (11/11).           Rika menerangkan, selama satu pekan terahir kembali terjadi tiga kali bencana kebaran di wilayah Kecamatan Palas. Diantaranya, bencana kebakaran menimpa rumah warga Desa Bumi Asri pada Jumat (8/11) yang menyebabkan kerugian Rp10 juta.           Di hari yang sama kebakaran lahan kering seluas setengah hektar juga terjadi di Desa Mekar Mulya. Kemudian kebakaran kembali terjadi di Desa Bangunan yang meludeskan kediaman Sukardi pada Minggu (10/11) dini hari pekan kemarin.           “Selama satu pekan terahir bencana kebakaran kembali meningkat di wilayah Kecamatan Palas. Salah satu kebakaran yang cukup parah terjadi di Desa Bangunan ini,” ujar Rika kepada Radar Lamsel pada saat mengujungi kediaman Sukardi.           Rika menerangkan, selama musim musim kemarua tahun ini telah terjadi 15 peristiwa kebakaran lahan, dan tiga kali bencana kebakaran rumah yang disebabkan konsleting listrik.           Untuk itu Rika mengimbau kepada masyarakat agar untuk meningkatkan kewaspadaaan untuk mencegah terjadinya bencana kebakaran selama musim kemarau.           “Selama musim kemarau ini sudah 18 kali kebakaran.Harapan kami masyarakat untuk lebih waspada. Masyarakat sebisa mungkin memperhatikan kondisi listrik yang ada dirumah, serta tidak membakar sampah sembarangan agar tidak terjadi bencana kebakaran,” harapanya.           Atas peristiwa kebakaran yang meludeskan kediaman Sukardi tersesebut, pihaknya menyerahkan bantuan tali asih untuk meringankan beban korban.           “Kami bersama pihak Puskesma Kecamatan Palas memberikan batuan tali asih. Kami juga akan mengupayakan agar pak Sukardi mendapat bantuan dari Dinas Sosial,” teranya.           Sementara itu Sukardi menjelaskan, kebakaran yang meludeskan kediamannya itu terjadi pada Minggu dini hari yang disebebkan konsleting arus listrik.           Pada saat kejadian, Sukardi tidak berada dirumah kerena sedang menemani  istrinya Nurnawati (49) yang sedang sakit di diaman adiknya, yang berjarak empat ratus meter dari rumahnya. Kebakaran baru disadari sekitar pukul 04.30 WIB dengan kondisi api yang sudah membesar dan tidak bisa dipadamkan. Akibat peristiwa naas tersebut Sukardi mengalami kerugian mencapai Rp 50 juta.           “Semua barang-barang tidak ada yang selamat, Mas, termasuk dua unit sepeda motor. Karena kebakaran baru diketahui setelah api sudah besar,”pungkasnya.(idh/vid)

Sumber: