Petani Rantau Minyak Berharap Bantuan Sumur Bor

Petani Rantau Minyak Berharap Bantuan Sumur Bor

CANDIPURO – Minimnya pasokan air menjadi kendala utama para pertani di Desa Rantauminyak, Kecamatan Candipuro ketika kemarau melakukan aktifitas pertanian. Belum tersedianya sarana dan prasaran pertanian seperti alat penyedot air diareal pertanian, menjadi faktor utama menurunya hasil produksi pertanian padi diwilayah itu secara siginifikan. Untuk menunjang akktifitas pertanian diwilayah itu, petani berharap adanya bantuan sumur bor diareal pertanian warga. Hal itu diutarakan oleh Kepala Desa (Kades) Rantauminyak, Kecamatan Candipuro Wartono, ketika bertatap muka bersama petani setempat saat meninjau dua titik hamparan sawah seluas 150 hektar di Dusun I dan III, Senin (18/11). Kades Rantauminyak Wartono menjelaskan, sebagian besar pendapatan warga desa berasal dari bertani dan berkebun. Namun, dengan memiliki hamparan sawah seluas 150-200 hektar itu, tidak lantas berpengaruh kepada kesejahteraan parapetani setempat secara signifikan. “ Dengan hamparan sawah seluas 150 hektar dengan estimasi 6-7 ton perhektar lahan, belum mampu merubah kesejahteraan parapetani menjadi lebih baik,” ungkap Wartono. Belum adanya sara dan prasarana pertanian khusunya sumur bor diareal sawah warga menjadi penyebab utama tidak maksimalnya hasil produksi padi diwilayahnya. “ Hal itu dipicu belum tersedianya sumur bor diareal sawah warga ketika melakukan aktifitas pertanian saat musim kemarau. Karena keterbatasan biaya,” tuturnya. Sebelumnya sambung Wartono, parapetani pemilik lahan sudah melakukan musyawarah ditingkat dusun untuk mengusulkan permohonan bantuan sumur bor kepada pemerintah diareal sawah mereka. “ Tapi usulan sumur bor itu kepada pemerintah tak urung terealisasi,” sambungnya. Bahkan lanjut Wartono, terlalu antusiasnya dan besarnya harapan parapetani di Desa Rantauminyak kepada peemrintah setempat. Ditunjukan  dengan dengan bersedianya salah seorang petani pemilik lahan, menghibahkan sebagin lahanya untuk dijadikan lokasi pembuatan sumur bor oleh pemerintah. “ Antusias dan besarnya harapan petani setempat akan adanya bantuan sumur bor oleh pemerintah. Salah seorang warga bahkan bersedia sebagian lahanya dihibahkan untuk dijadikan lokasi pembangunan sumur bor oleh pemerintah,” terangnya. Untuk itu wartono berharap kepada pemerintah dan instansi terkait kiranya bisa merealisasikan harapan parapetani di Desa Rantauminyak tersebut. “ Agar, jalanya pembangunan didesa dapat diimbangi dengan kemajuan perekonomian. Dengan mendorong perbaikan disektor pendapatan warga, melalui sarana dan prasarana pertanian yang memadai yang disokong oleh pemerintah,” harapnya. Infrastruktur Penyokong Pertanian Berharap Dibenahi CANDIPURO – Semenjak puluhan tahun lalu dilakukan pengerasan jalan oleh pemerintah desa setempat, jalan penghubung antar Dusun I,II dan III di Desa Rantauminyak, Kecamatan Candipuro sepanjang 715 meter sampai hari ini belum ada peningkatan jalan. Untuk menunjang mobiltas arus angkut mobilitas warga sekitar dan pengunajalan dari dalam dan luar desa. Warga berharap kepada peemrintah untuk segera dilakukannya peningkatan jalan guna kelancaran aktifitas perekonomian warga. Pantauan Radar Lamsel, jalan penghubung antar dusun I,II dan III di Desa Rantauminyak, sepanjang 715 meter dengan lebar 3 meter yang masih berbentuk onderlagh itu. Merupakan akses vital, guna arus mobilitas warga sekitar dan pengguna jalan yang berasal dari  luar desa untuk mengangkut hasil pertanian. Kades Rantauminyak Wartono mengatakan, pada tahun 2003 lalu, jalan penghubung antar dusun itu telah dilakukan peningkatan jalan oleh pemerintah desa setempat. “ Kini, kondisi jalan masih berbentuk onderlagah, hingga hari ini tidak kunjung ada peningkatan jalan oleh pemerintah,” ungkap Wartono dikantornya, kemarin. Wartono menjelaskan, akibat jalan yang masih onderlagh itu, banyak warga yang sebagian besar petani kesulitan saat melakukan aktifitas pertanian. Terlebih ketika dimusim penghujan.  “ Banyak warga sekitar terjatuh dari motornya saat mengunjal padi dan jagung saat melintasi jalan tersebut ketika musim penghujan. Karena medan jalan dengan kondisi tanah dan bebatuan itu licin dan sulit dilalui,” kata Wartono. Tak ayal kondisi itu dirasa sangat membebani parapetani setempat ketika menjelang melakukan angkut hasil pertanian. “ Sebab, ketika hujan kondisi jalan sulit dilalui, untuk menghindar hal yang tidak diinginkan, petani sekitar terpaksa menggunakan jasa ojek manol,” kata Wartono. Dimana sambung Wartono, biaya untuk 100 kilogram padi dan jagung mencapai Rp.50 ribu rupiah. Bila diakumulatifkan setiap dua ton padi dan jagung basah, petani merogoh kocek sebesar Rp. 1jt rupiah. “ Kondisi tersebut sangat membebani parapetani, ketika melakukan angkut barang pertanian dari areal sawah dan ladang menuju jalan utama,” tuturnya.  Ia berharap kepada pemerintah setempat, untuk memperhatikan keluhan petani ini. Terlebih segera ada realiasi peningkatan jalan pertanian. “  Sebab, keberadaan jalan pertanian guna menyokong kelancaran aktifitas perekonomian waarga sekitar. Khsusnya, ketika melakukan angkut barang hasil pertanian warga,” pungkasnya. Warga Rantau Minyak Desak Perbaikan Jalan Menuju Sekolah CANDIPURO – Warga Desa Rantau Minyak, Kecamatan Candipuro, medambakan insfrastruktur jalan pendidikan yang bagus guna menyokong aktiftas anak-anak mereka dari rumah menuju sekolah. Pasalnya, semenjak dilakukan pelapisan pendasaran (Lapen) oleh pemerintah  pada tahun 2009 lalu. Kini, kondisi badan jalan sepanjang 450 meter di Dusun III Desa Rantauminyak itu rusak berat, hingga hari ini tidak kunjung diperbaiki. Terlebih, ketika musim penghujan, kondisi badan jalan yang berlubang dan bergelombang serta lapisan material aspal 90 persen sudah mengelupas, menambah sulit dilalui. Alhasil, banyak pengguna jalan mengalami kecelakan tunggal, terjatuhdari kendaraan motonya. Karena ban slip melindas krikil batu material jalan yang berserakan disepanjang jalan tersebut. Kades Rantauminyak Wartono menuturkan, semenjak terbangun pada tahun 2009 lalu oleh pemerintah. Kini, kondisi jalan rusak berat, sudah dirasakan sembilan tahun terkahir sangat dikeluhkan oleh warga dan pengguna jalan. “ Sembilan tahun terkahir, kondisi jalan rusak itu dikeluhkan oleh warga dan pengguna jalan,” kata Wartono, dikantornya kemarin. Ia menjelaskan, semenjak dilakukan peningkatan jalan pada tahun 2009 lalu oleh pemerintah, kini kondisi jalan didusun III itu mulai rusak berat dan sampai hari ini tidak kunjung diperbaiki. Kerusakan jalan disebabkan aktifitas angkut barang pertanian milik warga. “ Terlebih saat musim penghujan medan jalan menjadi sulit dilalui. Karena, kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang serta air hujan bercampur tanah dijalan itu, membuat licin badan jalan ketika dilalui, ” jelasnya. Alhasil, banyak warga sekitar yang beraktifitas ,menghantar anak sekolah dan pengguna jalan lainnya mengalami kecelakaan tunggal. “ Tidak sedikit warga sekitar dan penguna jalan menjadi korban kecelakaan tunggal, saat melakukan aktifitas. Utamanya warga sekitar menghantar anak kesekolah. Karena, ban motor tergelincir akibat melindas material jalan rusak yang berserakan disepanjang jalan itu, ” kata Wartono. Dikatakanya, berbagai upaya pengusulan peningkatan jalan oleh desa kepada pemerintah sudah ditempuh. Namun, usulan tersebut sampai hari ini belum terelaisasi. “ Kami berharap pemerintah memperhatikan keluhan warag ini. Khususnya, segera ada perbaikan jalan pendidikan didusun III Desa Rantauminyak ini. Guna menunjang aktifitas pendidikan warga sekitar,” harapnya.

Sumber: