1.220 Ton Pupuk Belum Ditebus
SRAGI – Musim kemarau yang terjadi pada beberapa waktu lalu menyebabkan penanaman padi di wilayah Kecamatan Sragi berkurang. Hal ini beradampak pada penebusan pupuk subsidi melalui billyng system yang dilakukan oleh kelompok tani. Hingga saat ini, kouta pupuk untuk periode Oktober atau musim gadu terdapat 1.220 ton pupuk subsidi yang belum ditebus oleh kelompok tani. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas, Eka Saputra menerangkan, berkurangnya jumlah luas tanam pada musim gadu lalu membuat penebusan pupuk subsidi yang menjadi kewajiban kelompok tani menjadi terhambat. “Iya kerena penanaman padi berkurang otomatis pemakaian pupuk di Kecamatan Sragi juga ikut berkurang. Akibatnya kouta pupuk yang harus ditebus oleh kelompok tani masih banyak tersisa,” kata Eka Saputra kepada Radar Lamsel, Kamis (28/11). Eka menerangkan, pada periode Oktober atau musim tanam gadu Kecamatan Sragi memiliki kuota pupuk urea sebanyak 2.800 ton dan baru ditebus sebanyak 1.687,50 ton. Pupuk SP36 dari kouta 380 ton baru ditebus 363,96 ton. Sedangkan untuk pupuk NPK yang baru ditebus oleh kelompok tani sebannyak 1.033,5 ton dari kuota 1.100 ton. Dan pupuk organik sebanyak 25 ton dari kuota 100 ton. “Masih ada sekitar 1.220 ton pupuk yang harus ditebus oleh kelompok tani. Yang paling banyak yang belum ditebus oleh kelompok tani yaitu pupuk urea,” terangnya. Eka menerangkan jumlah pupuk yang belum ditebus tersebut harus ditebus oleh kelompok tani. Pasalnya, jika tidak dilakukan penebusan akan berdampak pengurangan jumlah kuota pupuk di wilayah Kecamatan Sragi. Sehingga pada musim rendeng mendatang petani akan kesulitan mendapatkan pasokan pupuk subsisi. “Harapan kami kouta pupuk yang masih tersisa tersebut harus ditebus ke distributor. Jika tidak hal ini akan berdampak pada pengurangan jumlah kouta pada periode berikutnya, sehingga pada musim rendeng nanti petani akan kesulitan mendapatkan pupuk,” harapnya. (vid)
Sumber: