Kualitas Hotmix Rp 1,9 M Bisa Dipreteli

Kualitas Hotmix Rp 1,9 M Bisa Dipreteli

CANDIPURO – Wakil Ketua II DPRD Lampung Selatan Agus Sutanto kebakaran janggut usai melihat hasil pengerjaan proyek peningkatan jalan penghubung Desa Banyumas – Beringinkencana Kecamatan Candipuro, senilai Rp 1,9 miliar. Hotmix yang belum satu bulan dirampungkan itu ditengarai tak sesuai bestek. Sebab di banyak titik, kondisi aspal ditemukan pecah dan mengelupas. Wakil rakyat itu pun mempreteli bagian hotmix yang mengelupas sebagai contoh buruknya hasil pekerjaan tersebut. “ Secara teknis biar Dinas PUPR yang menjelaskan nanti. Tetapi secara kasat mata setelah kami lihat langsung fisiknya memang tak sesuai bestek,” ujar Agus Sutanto yang turun tangan berkat laporan dari masyarakat, Sabtu (7/12). Politisi Golkar Lamsel ini menduga hotmix yang dibangun dengan menyedot APBD Lamsel itu minim pengawasan. Seharusnya kata Agus, sebelum dikerjakan konsultan memberi arahan terkait pengerjaannya agar hasilnya tidak buruk seperti ini. “ Dewan memang nggak dikoordinasikan terkait ini, PU terkesan menghindar jika disinggung soal koordinasi dan pengawasan. Padahal ini penting sebagai fungsi pengawasan anggaran sesuai dengan UU no 23 tahun 2014. Berdasar laporan masyarakat kami pun turun langsung dan melihat hasilnya yang sangat mengecewakan,” ungkapnya. Legislator asal Candipuro ini menegaskan bakal segera memanggil Dinas PUPR Lamsel dan rekanan soal ini. Kendati begitu ia belum dapat memastikan jadwal pemanggilan tersebut. “ Tindaklanjutnya tentu kami akan meng-hearing DPUPR dan akan mengevaluasi kinerja mereka. Sebab yang bertanggungjawab atas ini adalah DPUPR, segera kami jadwalkan hearing Desember ini” jelasnya. Masih kata Agus, pembangunan ruas jalan penghubung tersebut dianggap tak jelas sekaligus asal-asalan. Karenanya ia pun tak sungkan mendesak plt. Bupati Lamsel Nanang Ermanto untuk menegur OPD yang membidangi pembangunan tersebut. “ Sudah nggak jelas ini. Kami harap Plt. Bupati dapat mendorong OPD nya agar melakukan pengawasan dengan baik sehingga tidka mengecewakan rakyat,” tukasnya. Anggota Komisi III DPRD Lamsel Edi Waluyo menegaskan Komisi III bakal segera memanggil Dinas PUPR dan rekanan. Sebab kondisi ini dianggap serius dan patut segera dievaluasi. “ Segera kami panggil. Ini sudah nggak benar, masa’ pengerjaan jalan yang sudah lama dinanti warga hasilnya tidak memuaskan dan cenderung mengecewakan,” ujar Politisi Fraksi PAN ini. Kedua legislator itu kedapatan menyambangi dua titik proyek. Selain jalan, keduanya juga memantau pembangunan proyek talud tak jauh dari lokasi jalan tersebut. Kesimpulannya dua proyek itu dianggap mengecewakan. Disisi lain, plang informasi juga tidak dipasang oleh rekanan. Sehingga penanggungjawab proyek senilai miliaran rupiah itu tak diketahui publik. “ Baru sebulan diselesaikan pengerjaannya. Tapi ya begini, sudah rusak lagi. Papan informasinya nggak ada, nggak tahu apa memang nggak dipasang atau bagaimana,” jawab warga ditanyai ihwal jalan tersebut. Jika di Candipuro menyeruak kualitas proyek yang buruk. Lain hal yang terjadi di Kecamatan Palas. Disana Selama 20 tahun impian masyarakat Dusun Side Karye, Desa Bali Agung, Kecamatan Palas untuk menikmati infrastruktur jalan yan mulus hingga kini belum menjadi kenyataan. Sejak dibangun pada tahun 2000-an jalan onderlagh tersebut hingga kini belum tersentuh perbaikan. Padahal jalan tersebut merupakan jalan yang menghubungkan tiga dusun yaitu, Dusun Bali Darme, Sidekarye, dan Dusun Tanjung Tirto. Kepala Dusun Side Karye, Wayan Sudiarte mengatakan, hingga saat ini masyarakatnya sangat mengharapkan adanya peningkatan jalan di lingkungan dusun yang dipimpinya. Namun hingga kini jalan onderlagh sepanjang 1,5 kilo meter terebut belum tersentuh perbaikan dari pemerintah. “Keinginan masyarakat untuk menikmati jalan mulus hingga kini belum kesampaian. Sudah hampir 20 tahun jalan ini belum ada peningkatan, masih jalan onderlagh,” kata Wayan Sudiarte kepada Radar Lamsel saat ditemui di Kediamannya, Sabtu (7/12). Padahal, dijelaskan Wayan jalan yang dibangun pada tahun 2000 itu memiliki fungsi vital yang menghubungkan tiga dusun. Setiap pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan desa, pihaknya juga selalu mengusulkan jalan tersebut mendapat perbaikan. “Masyarakat sangat berharap jalan diperbaiki. Setiap tahun kami juga selalu mengusulkan perbaikan, namun hingga sekarang belum ada realisasi,” tutur Wayan. Salah satu warga setempat, I Ketut Purne juga mengamini jalan tersebut sudah layak untuk mendapat perbaikan. Apalagi selain sebagai jalan penghubung tiga dusun jalan tersebut juga merupakan jalur mobilisasi pertanian masyarakat Desa Bali Agung. “Jalan ini sangat penting untuk masyarakat Desa Bali Agung. Karena fungsinya juga sebagai jalan pertanian masyarakat,” ucapnya. Mantan anggota Badan Permusyawatan Desa (BPD) Bali Agung ini juga mengakui, selama pengajuan jalan tersebut pernah sekali masuk proses lelang namun gagal dan tidak terealisasi. “Dulu pernah naik lelang sekali, tetapi gagal dan sekarang sudah tidak ada lagi. Harapan kami kedepannya jalan ini dapat menjadi perhatian pemerintah, karena sudah 20 tahun belum ada perbaikan” harapnya. (ver/vid)

Sumber: