Tekan Serangan Hama UGF Dengan Gerdal
PENENGAHAN – Sebagian wilayah di Kecamatan Penengahan sudah memulai musim tanam jagung. Di tengah penanaman musim ini, petani mewaspadai serangan ulat grayak frugiferda (UGF). Kewaspadaan petani terhadap hama yang gemar menyerang tanaman jagung ini menjadi fokus utama. Hal ini dilakukan agar target penanaman jagung seluas 8.500 hektar di Kecamatan Penengahan bisa tercapai. Saat ini lahan seluas 5.300 hektar sudah ditanam. Ada tanaman yang sudah berumur 30 hari lebih. Namun sebagian masih ada yang di bawahnya. Tanaman yang di bawah umur 30 hari menjadi pusat perhatian petani dengan pengendalian khusus. Jika tidak, maka besar kemungkinan tanaman tersebut akan diserang oleh hama UGF yang menjadi momok jagung. “Berdasarkan pengamatan di lapangan, kendala saat ini secara umum adalah hama UGF,” kata Petugas POPT Kecamatan Penengahan, Syafruddin, kepada Radar Lamsel, Minggu (5/1/2020). Meski demikian, Syafruddin menyebut secara umum serangan ulat grayak frugiferda ini masih di bawah ambang pengendalian. Dari pengamatan yang sudah dilakukan, tingkat serangan masih kategori ringan. Berkisar 7,3 persen. Menurutnya, persentase serangan hama UGF terhadap tanaman jagung bisa ditekan berkat kerja keras petani. “Ini bentuk antisipasi dini yang dilakukan sebelumnya. Petani sudah mulai melakukan pengamatan dan pengendalian sejak benih jagung mulai numbuh,” katanya. Jika melihat kondisi saat ini, Syafruddin meyakini serangan hama UGF terhadap tanaman jagung tak akan meningkat. Selain siaga, petani sering melaksanakan gerdal (gerakan pengendalian) secara swadaya. Paling tidak, lanjut Syafruddin, yang menjadi fokus perhatian saat ini hanyalah tanaman jagung yang berusia di bawah 30 hari. “Daya serang UGF sangat luar biasa. Karenanya dari awal petani selalu kita imbau supaya jangan kecolongan. Tapi masih ada yang di bawah umur (30 hari), ini menjadi prioritas pengamatan. Kuncinya cuma 1, pengamatan rutin dan pengendalian dini,” katanya. Ketua Kelompok Tani Kebun Agung, Said, mengatakan pengendalian hama UGF yang telah dilakukan berhasil menekan serangan di lahan jagung seluas 5 hektar. Said pun merasa lega karena upaya pengendalian telah berhasil. “Karena masa-masa kritis pada tanaman jagung sudah terlewati,” ucapnya. (rnd)
Sumber: