Awas! DBD Intai Kecamatan Penengahan
PENENGAHAN – Penyakit DBD masih menjadi momok menakutkan di lingkungan masyarakat. Kasus terbaru penyakit mematikan ini ditemukan di Desa Ruang Tengah, Kecamatan Penengahan. Salah satu warga di desa ini terserang DBD. Kasus ini sangat langka, karena selama ini wilayah Penengahan tergolong aman dari serangan penyakit akibat gigitan nyamuk aedes agypti ini. Dikonfirmasi, Kepala UPT PRI Penengahan, Rosalina, mengatakan bahwa ada penurunan angka trombosit yang dialami beberapa pasien tersebut. Ada yang dirawat di PRI Penengahan dan ada pula yang dirujuk ke RSUD Bob Bazar Kalianda. Karena keterbatasan alat laboratorium, PRI Penengahan tidak bisa melakukan pemeriksaan spesifik DBD. “Yang kami rawat pasien dengan penurunan trombosit. Kalau yang ke Bob Bazar ada DBD,” katanya kepada Radar Lamsel, Minggu (15/3/2020). Rosalina mengatakan pihaknya sudah melakukan fogging di tujuh titik. Sejauh ini belum ada lagi penemuan kasus DBD. Jika melihat data, lanjut Rosalina, Kecamatan Penengahan tak sepenuhnya aman dari serangan DBD. Buktinya tahun lalu ada data yang menunjukkan bahwa ada warga yang diserang DBD. Demi mencegah penyebaran penyakit itu, petugas PRI Penengahan menjalankan 3 level preventif. Pertama preventif primer, langkah ini dilakukan semua jajaran. Baik di dalam atau di luar gedung puskesmas. Mereka bertugas menyampaikan pendidikan kesehatan ke masyarakat, dan pengunjung puskesmas tentang DBD. Selanjutnya preventif sekunder yang dilakukan pemeriksaaan jika ditemukan demam selama 3-5 hari. “Atau ditemukan pemeriksaan fisik dicurigai DBD di sekitar tempat tinggal pasien. Kalau ditemukan, kami melakukan penanganan awal yaitu tata laksana cairan dengan infus dan pemeriksaan laboratorium di puskesmas. Kami ingin melihat apakah ada penurunan trombosit, setelahnya baru diberikan obat oleh dokter puskes,” katanya. Preventif sekunder berikutnya dengan merawat pasien demam dan penurunan nilai laboratorium trombosit di puskesmas. Jika diperlukan, petugas akan melakukan proses rujukan ke RS Bob Bazar. Selain itu, PRI Penengahan juga mengadakan gertak DBD di tingkat kecamatan. Menurut Rosalina, DBD merupakan penyakit yang timbul karena gigitan nyamuk aedes aegypti. Jadi, kata dia, penanganannya harus dilakukan serentak dengan pembersihan sarang nyamuk (PSN) secara berkala. Jika tidak, maka masih akan terjadi kasus DBD berikutnya. “Semoga tidak ada lagi, supaya masyarakat senantiasa sehat. Dukungan serta hubungan lintas sektoral sangat baik. Pemerintah Kecamatan beserta jajaran desa juga bergotong royong untuk kebersihan wilayah masing-masing,” katanya. (rnd)
Sumber: