Satu TKI ODP bukan Suspect Corona

Satu TKI ODP bukan Suspect Corona

KALIANDA – Kabar suspect covid-19 atau corona pada salah satu pasien RSUD Bob Bazar, ditepis manajemen RSUD Bob Bazar. Pasien asal Sragi itu ditegaskan bukan suspect (orang yang dicurigai) melainkan statusnya orang dalam pantauan (ODP). Mengapa ODP? Direktur RSUD Bob Bazar Media Apriliana menjelaskan ODP yang disandang dikarenakan riwayat perjalanan orang tersebut yang diketahui baru pulang dari Arab Saudi negara yang juga terpapar corona. “ Tidak benar (suspect) informasi yang diluar itu sudah aneh-aneh menurut saya. Pasien berobat kesini (RSUD Bob Bazar) betul, tetapi tidak dengan diagnosa suspect corona. Tulisan kita bukan suspect tapi ODP orang dalam pantauan, jadi saya nggak terima kalau dibilang suspect corona,” jelas Dirut RS plat merah kebanggaan Lampung Selatan ini, Senin (16/3) petang. Media menjelaskan ODP yang dimaksud ialah orang datang ke rumah sakit dengan maksud memeriksakan kesehatannya. Sebab pasien tersebut adalah pasien yang baru datang dari Arab Saudi negara terjangkit corona. “ Dia datang kesini tidak dengan demam dan tidak dengan sesak. Dokter paru saya paru memeriksa dan orang tersebut dikategorikan ODP bukan suspect, kalau ODP itu istilahnya isolasi mandiri di rumah silahkan tetapi tetap dalam pementauan Puskesmas yang ada disana, itu yang disebut ODP,” terangnya. Karenanya orang tersebut tidak diisolasi dalam ruangan khusus yang disediakan RSUD Bob Bazar. Karena orang tersebut tidak memiliki tanda-tanda semacam corona. “ Karena pernyataan dari Dirjen P2 pak Yuri sebagai Humas Kemenkes RI. Di Covid 19 itu tidak ada bahasa suspect corona untuk orang yang baru datang. Kalau suspect corona pasien itu pasti sudah PDP (Pasien dalam pantauan), kita lakukan swab dulu tunggu hasil baru bisa dipastikan,” ungkapnya. Media melanjutkan jika orang tersebut PDP maka dilakukan pemeriksaan swab. Kalau dalam perjalanan menunggu hasil swab tadi pasien mengalami penurunan maka pasien tersebut tak akan berlama-lama di RSUD Bob Bazar karena bakal langsung dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek Bandarlampung. “ Kalau statusnya PDP kita nggak akan lama-lama nahan pasien itu disini langung kita rujuk ke Abdoel Moeloek. Artinya kita kan nggak punya ruang ICU (corona), artinya orang yang disebut suspect tadi hanya Ispa saja (gangguan pernapasan),” katanya lagi. Soal keberadaan ruangan isolasi corona yang ada di RSUD Bob Bazar? Suksesor Diah Anjarini tersebut menerangkan, karena RSUD Bob Bazar sudah ditetapkan sebagai RS rujukan corona maka dipantau dulu ODP yang jumlahnya sekitar dua ratusan orang. “Bila ODP berubah kearah PDP maka puskesmas akan merujuk pasien itu kesini (RSUD Bob Bazar). Jadi kita melakukan perawatan jika ada pasien itu tapi kalau pasiennya tidak ada ya mau bagaimana. Tetapi tetap ruang isolasi disiapkan kebutuhan realisasi disiapkan juga,” terangnya. Disinggung soal rapat internal manajemen RSUD Bob Bazar? Media mengatakan rapat itu dalam rangka kesiapsiagaan Rumah Sakit. Termasuk memperketat pemantauan di RSUD Bob Bazar mulai besok terhadap pasien. “ Mulai besok pasien dan pengunjung RS dipantau discreening. Mulai dari pos I kalau ada yang terdeteksi kearah corona maka akan ditangani dokter paru begitu seterusnya. Kita upayakan sampai sejauh itu, sebetulnya kami rencana mau simulasi tapi kami khawatir simulasi itu jadi bahan pemberitaan yang tidak tidak, tetapi minimal kita sudah punya alur penanganannya. Semua pasien kalau positif corona rilisnya bukan dari mulut saya tapi protokolnya di Gubernur Lampung,” imbuhnya. Dengan kategori ODP otomatis pasien tersebut diperbolehkan pulang usal menerima tindakan medis RSUD Bob Bazar. Tindakan medis yang ditempuh menangani pasien yang heboh diberitakan media daring lokal itu dengan cara mendiagnosis gejala yang dirasa pasien tersebut, juga memberi obat-obatan. “Tidak ada demamnya juga tidak ada pneumonia, karena dia ada keluhan maka disebut orang dalam pemantauan. Kalau sudah begitu tata laksananya isolasi di rumah, kita bekerjasama dengan Dinkes bersama Puskesmas. Kalau misal terjadi perburukan baru nanti di periksakan lagi,” kata dokter spesialis paru RSUD Bob Bazar Puspa Rini Kesumajati, S.Sp. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kabupaten Lampung Selatan, dr. Jimmy Banggas Hutapea membantah adanya pasien suspect corona diwilayah kerjanya. “Sampai sore hari ini, Senin (16/3/2020) sekitar pukul 18.10 WIB, data di Dinkes Lamsel belum ada masyarakat yang menderita covid 19,” kata Jimmy Banggas Hutapea. Jimmy menambahkan, kebenaran tersebut setelah dilakukan pengecekan langsung ke RSUD Bob Bazar Kalianda dan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter spesialis paru. “Sekarang pasien tersebut masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan sudah pulang ke rumahnya. Akan nantinya akan di monitor oleh tenaga kesehatan,” imbuhnya. Hal senada disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Lamsel, Sefri Masdian mengatakan, pihak yang bisa memberikan keterangan terkait covid 19 di Lamsel adalah Bupati Lamsel, Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Umum (RSUD) Bob Bazar Kalianda. “Selain Bupati, Kadiskes dan Dirut RSUD, pernyataannya tidak bisa dipertanggungjawabkan,” kata Sefri Masdian. Sebelumnya TKI yang tiba di wilayah Kecamatan Sragi pada Minggu (15/3) pagi itu sempat dinyatakan orang dalam pengawasan (ODP) atau suspek Covid 19 di rumah sakit plat merah tersebut. Hal ini disebabkan TKI dari Arab Saudi tersebut pada Senin (16/3) sempat mengalami gejala deman dan batuk. Kemudian melakukan pemeriksaan kesehatan di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rawat Inap Kecamatan Sragi. Kepala UPT Puskesmas Rawat  Inap Kecamatan Sragi Sucipto juga membenarkan, TKI ODP Covid 19 tersebut sempat ingin mendapatkan pengobatan. Namun pihaknya langsung mengarahkan TKI tersebut untuk mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Umum Bob Bazar Kalianda. “Iya tadi pagi memang Ia datang ke puskesmas. Tapi langsung kami arahkan ke Rumah Sakit Bob Bazar. Kami juga tidak melakukan pemeriksaan atau pengobatan,” ujar Sucipto memberikan keterangan kepada Radar Lamsel. Lebih lanjut Sucipto menjelaskan, pada saat mendatangi puskesmas TKI tersebut masih dalam keadaan sehat. Hal tersebut juga dibuktikan dengan kartu kewaspadaan kesehatan (Health Alert Card) yang menunjukan TKI tersebut sehat secara umum. “Warga tersebut juga datang membawa kartu hasil pemeriksaan kesehatan bandara. Dan memang hasilnya secara umum kesehatannya baik. Namun kami masih menunggu kepastian hasil pemeriksaan laboratorium rumah sakit,” terangnya. Sementara itu Plt. Kasi Ekobang Kecamatan Sragi, Suhadi menjelaskan, TKI tersebut tiba di Kecamatan Sragi pada Minggu pagi. Selama satu hari berada di wilayah sragi TKI tersebut hanya melakukan kontak fisik hanya dengan keluargannya saja. “Dari keterangan keluarganya. TKI tersebut memang belum ada kontak fisik dengan warga lain selain kelurganya yaitu, ibunya, kakek, dan kedua anaknya. Selain itu belum banyak keluar rumah, hanya mengatar dua anaknya pergi kesekolah tadi pagi, lalu merasa tidak enak badan batuk dan sedikit panas,” jelasnya. Namun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di Rumah Sakit Bob Bazar warga Kecamatan Sragi tersebut telah dinyatakan negatif corona. “Dari hasil pemeriksaan darah dan paru-paru Ia dinyatakan negatif Covid 19 oleh pihak rumah sakit sore tadi. Dan  Ia sudah ada di kediamaanya,” sambungnya. Meski telah dinyatakan negatif, sambung Suhadi, pihaknya bersama tenaga kesehatan tetap melakukan pengawasan  kepada keluarga TKI tersebut. “Ia tinggal bersama ibu, kakek dan kedua anaknya yang sudah kami imbau untuk mengurangi kontak langsung degan masyarakat. Selama beberapa hari kedepan Dinas Kesehatan juga masih melakukan pemantauan,” jelasnya. Aziz (50) salah satu warga Kecamatan Sragi mengaku merasa lega dengan hasil pemerikasaan yang menyatakan TKI tersebut negatif terpapar Covid 19. Pasalnya masyarakat sempat dihebohkan dengan beredarnya formulir pemeriksaan kesehatan TKI tersebut di jejaring Whatsapp. “Iya kami bersyukur kalau negatif. Sebab tadi pagi formulir pemeriksaan yang menyatakan TKI masuk suspek Covid 19 beredar di status Whatsapp, dan menggerkan warga,” punkasnya. Keluarga pasien yang diduga suspeck covid 19 mengaku, ponakannya sudah diperbolehkan pulang dengan diagnosa penyakit tyfus. “Memang ponakan saya kerjanya diluar negeri dan jarang pulang. Baru beberapa hari pulang sudah dibawa ke RS dan ternyata bukan kena covid 19,” ujarnya. (ver/vid/Cw2)

Sumber: