Pawai Ogoh-ogoh Ditiadakan
WAYPANJI – Tradisi tahunan pawai ogoh-ogoh bagi umat hindu Indonesia yang bakal dilaksanakan Selasa (24/3) terpaksa ditiadakan. Menyusul adanya larangan dari pemerintah pusat untuk menghindarkan pengumpulan massa dalam jumlah besar. Umat Hindu di Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji misalnya, sekitar 10 ogoh-ogoh yang sudah siap ditampilkan terpaksa disimpan kembali untuk keperluan tahun depan. “ Nggak jadi pawai ogoh-ogoh, karena ada imbauan dari pemerintah pusat terkait pencegahan corona. Meski semua perlengkapan sudah siap, tetapi ya mau bagaimana lagi soalnya ini menyangkut kesehatan orang banyak juga,” kata aparat Desa Balinuraga, Seneng (40) dihubungi Radar Lamsel, Minggu (22/3) malam. Kendati begitu, Seneng dan umat hindu lainnya dapat memahami musibah yang terjadi di tanah air ihwal corona. Sebab di Provinsi Bali sekalipun pawai ogoh-ogoh juga ditiadakan. “ Anak-anak yang biasanya siap menampilkan ogoh-ogoh pun kecewa, tapi kami melihat memang situasinya tidak memungkinkan untuk diadakan dan tetap mengikuti arahan pemerintah pusat,” jelasnya. Diketahui, satu unit ogoh-ogoh yang siap ditampilkan menelan biaya yang bervariatif dalam setiap pengadaannya. Satu unit bisa menelan biaya pembuatan berkisar Rp 5 sampai Rp 10 jutaan. Tidak hanya di Desa Bali Nuraga, pawai ogoh-ogoh yang akan dilaksanakan pada malam menjelang hari raya Nyepi di Desa Bali Agung, Kecamatan Palas juga ikut dibatalkan. Salah satu tokoh masyarakat Desa Bali Agung Made Sujane mengungkapkan, lima ogoh-ogoh yang siap diarak keliling desa pada malam Hari Raya Nyepi juga ikut dibatalkan. “Memang sudah disiapkan lima ogoh-ogoh dari tiga dusun, yang akan diarak keliling kampung. Namun adanya imbauan dari pemerintah acara tahunan ini akan ditiadakan untuk tahun ini,” ujar Made memberikan keterangan. Made menjelaskan, meski meniadakan pawai ogoh-ogoh, namun pada hari Selasa sebelum hari raya umat Hindu di Desa Bali Agung tetap melakasanakan upacara Tawur Agung Kesanga atau upacara bersih desa yang akan dilaksanakan di Pure Desa. “Hanya ada upacara Tawur Agung Kesane di Pure desa. Itu juga jumlah jamaatnya dibatasi, dimana setiap satu keluarga hanya mengirimkan satu perwakilan untuk mengikuti upacara bersih desa pada Selasa pagi,” papar Mades Sujane. Terpisah, Kapolres Lamsel, AKBP Edi Purnomo, S.IK mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan mangku mengenai pelaksaan ogoh-ogoh. Menurut Edi, ogoh-ogoh tetap dilaksanakan, namun hanya sebatas di dusun saja. “Imbauan sudah diberikan, nanti akan kami cek kembali,” katanya.
Sumber: