3 Jamaah Asal Lamsel Terisolasi di Bengkulu
Radarlamsel.com JATIAGUNG Pemerintah Provinsi Bengkulu dikabarkan memiliki opsi pemulangan tiga warga Desa Jatimulyo Kecamatan Jatiagung Lampung Selatan, usai satu anggota jamaah asal Lamsel meninggal akibat terpapar covid-19. Opsi tersebut diketahui usai Pemprov Bengkulu dikabarkan menghubungi keluarga para jamaah terkait rencana pemulangan mereka. Opsi ini memantik reaksi warga Jatiagung, mereka khawatir ketiganya terpapar Covid 19 karena setiap hari bersama dengan pasien NH warga Lamsel yang meninggal di Bengkulu. Fauzan (36) warga Kecamatan Jatiagung meminta agar Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan bisa memberikan formulasi agar ketiga warga tersebut tidak dilangsung dikembalikan ke desanya. \"Kami minta ketiga warga itu diisolasi dulu, jangan dibawa kerumahnya,\" ungkap dia. Sementara Kades Jatimulyo Sumardi juga mengamini keresahan warga tersebut apalagi salah satu warga yang akan dipulangkan itu merupakan tetangganya. \"Saya secara pribadi dan pemerintah desa memohon agar ada bantuan dari pemkab lamsel untuk mengisolasi ketiga warga kami itu,\" katanya. Ia menegaskan, semua warga harus tetap waspada dan mematuhi semua perintah dari Pemerintah agar wabah covid 19 tidak menyerang warga jatimulyo. \"Saya harap semua warga jatimulyo mentaati himbauan dari pemerintah, khususnya di desa jatimulyo agar menahan diri untuk keluar rumah dan membatasi pertemuan dengan orang lain,\" pungkasnya. Diketahui Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid 19 yang meninggal dunia di Kota Bengkulu pada Selasa (31/3) merupakan warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Jatiagung hal itu dibenarkan Kepala Desa Jatimulyo Sumardi kepada Radar Lamsel. Menurut Sumardi, warganya tersebut diketahui merupakan salah satu anggota jamaah tabligh yang memang pergi berdakwah ke Bengkulu bersama tiga warga jatimulyo lainnya. \"Saat ini kami memastikan bahwa saudara NH (51) telah meninggalkan Jatimulyo sejak tiga minggu yang lalu, dan kemungkinan terpapar virusnya bukan dari sini,\" ungkapnya. Ia menambahkan, keluarga NH telah diberikan pengertian oleh pihaknya agar tidak berangkat ke bengkulu ataupun memaksa jenazah dibawa ke lampung. \"Tadi pagi belum pasti covid 19 atau bukan, karena riwayat penyakitnya darah tinggi, gula dan kolesterol setelah tadi pagi saya kerumah jenazah ternyata pihak rumah sakit bengkulu menelpon bahwa benar terjangkit Covid 19,\" paparnya. Saat ini sambung Sumardi, pihak keluarga yang ditinggalkan juga diminta agar mengisolasi diri karena belum ada tes kesehatan apapun. \"Kami juga tengah mencari siapa-siapa saja yang mungkin kontak fisik dengan beliau (jenazah),\" ucap dia. Terpisah, Camat Jati Agung Jhoni Irzal menambahkan pihaknya telah melaporkan persoalan tersebut ke Satgas Covid 19 Kabupaten Lamsel untuk menyiapkan langkah-langkah selanjutnya. \"Sudah kami laporkan, sekarang saya baru bisa memberi penjelasan itu dulu, nanti saya informasikan kabar selanjutnya,\" ungkap dia. Sebelumnya dalam keterangan pers, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan pasien dalam pemantauan (PDP) ini merupakan kasus pertama positif Covid-19 di Provinsi Bengkulu. Pria tersebut merupakan anggota jamaah tabligh yang sudah cukup lama di Bengkulu. Bahkan sudah berinteraksi dengan jemaah di Mesjid Agung At Taqwa Kota Bengkulu. Korban sebelumnya sempat dirawat beberapa hari di RSHD Kota Bengkulu dengan status pasien dalam pengawasan (PDP), kemudian Selasa 24 Maret dirujuk ke RS M.Yunus. Jamaah tersebut datang ke Bengkulu dari Lampung menggunakan Bus Putra Raflesia pada tgl 5 Maret 2020. Dan selama 2 Minggu tinggal di Masjid Agung at Taqwa kota Bengkulu. (kms)
Sumber: