Hoaks Penolakan, Pusara Pasien Covid19 Aman!
JATI AGUNG - Tim Gugus Tugas Covid 19 Provinsi Lampung memastikan Tempat Pemakaman Umum (TPU) pasien positif Covid 19 di kawasan Kotabaru, Desa Purwotani, Kecamatan Jati Agung tidak akan berdampak apapun terhadap kesehatan warga sekitar. Itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung Fahrizal Darminto saat mengedukasi warga di Balai Desa Purwotani, Minggu (5/4). Fahrizal juga membawa dokter ahli forensik RSUD Abdoel Moeloek, dr. Dora. Dokter itu menyampaikan covid 19 hanya akan menular dari manusia yang bernyawa. \"Ini ada dokter ahli forensik, jadi jelas tidak ada dampak kepada masyarakat sekitar,\" kata dia. Sosialisasi dan edukasi yang dihadiri oleh Kadinkes Lampung DR.dr Reihana, Asisten I Pemkab Lamsel Suprianto dan Kadinkes Lamsel dr. Jimmy Hutapea itu juga membuka wawasan bagi masyarakat terkait virus pandemi global tersebut. Camat Jati Agung Jhoni Irzal memastikan bahwa isu penolakan pemakaman jenazah covid 19 bukan dilakukan oleh warga Purwotani namun ada oknum yang mencoba memprovokasi warga untuk ikut-ikutan melakukan aksi penolakan. \"Saya pastikan bahwa tidak ada masyarakat yang melakukan aksi penolakan, ini semua berita hoax dari medsos, WA, Facebook, IG,\" tegas dia. Setelah mendapat edukasi sambung dia, Warga mengaku tidak pernah menolak pemakaman tersebut namun permintaan warga agar lokasi pemakaman tidak terlalu dekat dengan jalan. \"Warga hanya minta pemakamannya agar dilakukan agak ke tengah, dan sudah disanggupi oleh tim gugus tugas. Itupun jika ada pasien lagi tetapi kita berharap jangan sampai ada lagi yang meninggal,\" tutupnya. Sebelumnya, Menanggapi adanya aksi penolakan Jenazah Covid-19 dimakamkan di Komplek Bumi Perkemahan Pramuka KW RDA Lampung (Buperda), Desa Purwotani, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan. Camat Jatiagung Jhoni Irzal mengaku mengetahui adanya aksi penolakan dari media sosial WhatsApp. Namun, dirinya belum dapat memastikan secara pasti motif pemasangan banner tersebut. \"Saya belum bisa memastikan, tapi saya lihat informasi itu di grup WA. Saya belum turun ke lokasi. Saya belum berani berasumsi, karena belum monitor,\" katanya kepada Radar Lampung melalui sambungan telepon, Sabtu (4/4). Meskipun demikian, dirinya mendapat informasi bahwa aksi penolakan itu dilakukan oleh orang perorangan. \"Gerakan merekan ini perorangan berdasarkan informasinya. Kita belum tahu siapa dan masyarakat yang mana. Kalau dia mengataskan kelompok, setidaknya harus ada izin dari Poksek setempat,\" urainya. Menyikapi penolakan tersebut, dirinya belum mengambil langkah apapun, lantaran belum mendapat perintah langsung dari atasan maupun provinsi. \"Saya sih belum melakukan apa-apa. Lokasi ini memang melintasi Jatiagung, tapi ini wilayah provinsi,\" cetusnya. Sejauh ini, pihaknya menyikapi wabah Covid-19 berupa edukasi kepada masyarakat, agar warga dapat ikut serta terlibat memutus rantai penyebaran virus. \"Kita hanya diperintahkan mengedukasi warga memutus rantai penyebaran. Kalau masalah penolakan kita belum ada SOP. Jadi, kita akan koordinasi dulu dengan kabupaten,\" tandasnya. Sebelumnya, warga membenarkan jika ada aksi penolakan memakamkan jenazah pasien positif tertular Covid-19 di pemakaman Komplek Bumi Perkemahan Pramuka KW RDA Lampung (Buperda), Desa Purwatani, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan. Dari informasi yang dihimpun, salah satu warga yang enggan menyebutkan namanya akhirnya mengungkapkan, penolakan tersebut diduga lantaran warga takut virus itu menyebar ke pemukiman warga. \"Iya saya sih tidak melihat siapa yang memasang, tapi kalau dari informasi warga takut kalau tempat pemakaman itu dijadikan tempat memakamkan warga yang terkena virus. Virusnya nanti malah menyebar,\" kata pria setengah baya saat diwawancarai di warung kopi dekat komplek pemakaman, Sabtu (4/4). Dia menyebutkan, banner yang berisikan penolakan itu, terpasang di sejumlah titik. \"Memang kemarin itu saya lihat ada beberapa banner penolakan di tembok dekat lahan komplek bumi perkemahan. Setidaknya ada 4 titik,\" ujarnya. Namun, ketika mengitari empat titik lokasi pemasangan itu, banner yang didapati pada Jumat (3/4) lalu sudah tidak ada. \"Saya hanya mendengar saja saat saya kesini ada sebagian anggota dari kepolisian yang membubarkan massa dan kayanya langsung di lepas banner hari itu juga,\" bebernya. Dia menduga, pemasangan itu lantaran ketidaktahuan warga dan ketakutan adanya penularan wabah virus yang menggemparkan dunia itu. \"Ya, mungkin mereka yang memasang tidak mengetahui jelas gimana prosedur pemakaman orang yang terkena virus corona. Sehingg mereka khawatir,\" ucapnya. Dari pantauan Radar Lamsel, lokasi pemakaman itu cukup jauh dari lokasi pemukiman warga Desa Purwotani, Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan yang jaraknya kurang lebih 4 km. Beberapa petani terlihat sering mencari pakan sapi di lokasi itu. Diketahui, banner penolakan yang dilakukan warga yang berada di wilayah Kotabaru bertuliskan \'Kami masyarakat Jatiagung, Kecamatan Lampung Selatan MENOLAK dengan adanya wilayah Kotabaru dijadikan untuk pemakaman jenazah Corona (Covid-19)\'. (kms)
Sumber: