Meski Negatif, Tetap Karantina Dulu

Meski Negatif, Tetap Karantina Dulu

Jamaah Tabligh, Pilih Masjid BNH Jadi Tempat Isolasi

JATI AGUNG - Setelah melalui rapid test Covid 19 untuk pertama kali, delapan warga Kecamatan Jati Agung dan tiga warga Bandar Lampung yang di karantina di RS Bandar Negara Husada (BNH) Kotabaru dinyatakan negatif korona. Seperti diketahui, 11 warga Provinsi Lampung itu merupakan rekan dari NH (51) warga Desa Jatimulyo, Kecamatan Jati Agung yang meninggal dunia di Kota Bengkulu dan dinyatakan positif covid 19. Kepastian negatif korona itu disampaikan langsung oleh Direktur RSBNH dr. Johan Lius kepada Kepala Desa Jatimulyo Sumardi, Senin (6/4). Menurut Sumardi, meskipun warga Jatimulyo itu dinyatakan negatif tetap saja harus dikarantina hingga 14 hari sejak tiba dari Bengkulu enam hari yang lalu. \"Ini kan baru tes pertama, nanti kalau tes kedua juga negatif maka merek akan dikembalikan ke keluarga,\" ungkapnya kepada Radar Lamsel. Kata dia, ketiga warganya itu juga terpantau sehat dan bugar sehingga ia meyakini ketiganya akan sehat hingga masa karantina selesai. \"Jikapun mereka nanti negatif, maka akan dikembalikan dirumah. Nah, dirumah nanti juga harus mengisolasi diri selama 14 hari,\" ucap dia. Mantan Kabid Kebersihan Kota Bandarlampung itu menambahkan, pihak RSBNH juga meminta agar pihaknya dan keluarga memperhatikan asupan tambahan bagi mereka seperti makanan-makanan yang berprotein tinggi. \"Iya kami sudah ceritakan dengan pihak keluarga, kami juga akan membantu memenuhi kebutuhan tambahan itu,\" pungkasnya.   Pantauan Radar Lamsel, 3/4/2020 pekan lalu. Rombongan jamaah tabligh itu memang berada di RS BNH Kotabaru. Tetapi mereka memilih masjid RS BNH sebagai tempat isolasi diri sekaligus mendekatkan diri dengan sang khalik.   Kabag TU RS BNK Diah Sulastri mengamini realita tersebut. Keinginan itu merupakan keinginan mereka. Alasan mereka tidak mengisi ruang isolasi lantaran jauh dari masjid. Karenanya petugas RS BNH memilih fleksibel dan mempersilahkan mereka untuk mengisolasi diri di masjid tersebut.   “ Jadi bukan kami telantarkan. Tapi memang mereka ingin di masjid, sebab kalau di ruang isolasi tiap waktu shalat mereka keluar ke masjid. Dan SOP nya jika sedang diisolasi tidak boleh keluar berkeliaran. Maka setelah ditempatkan di masjid mereka tidak kemana mana, dan petugas medis tetap memantau mereka sampai waktu isolasi berakhir,” jelasnya. (kms/ver)

Sumber: