Perekonomian Terpukul!
KALIANDA - Kondisi darurat virus corona (covid-19) mulai dirasakan masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai pedagang dan penyedia jasa diwilayah Kalianda dan sekitarnya. Penurunan omset lebih dari 50 persen harus mereka terima sejak pandemi corona menjamah Kabupaten Khagom Mufakat ini. Bagian Perekonomian Setdakab Lampung Selatan, tidak menampik persoalan tersebut. Pihaknya membenarkan, dampak perekonomian akibat pandemi covid-19 sangat dirasakan langsung oleh masyarakat. Khususnya, mereka yang mata pencaharian nya berhubungan langsung seperti pedagang, sopir, jasa ojek dan sebagainya. \"Karena memang kondisi ini memaksa kita untuk dirumah saja, guna mencegah penyebaran penyakit ini. Dengan begitu, masyarakat yang mata pencaharian nya berkaitan langsung pasti merasakan dampaknya,\" ungkap Plt Kabag Perekonomian Maturidi Ismail, Senin (6/4) kemarin. Lesunya perekonomian ditingkat masyarakat, imbuhnya, tidak lain karena pembatasan aktifitas warga untuk pencegahan virus corona. \"Yang tidak memiliki kesibukan penting tidak perlu keluar rumah,\" imbuhnya. Namun sayangnya, sejauh ini pemerintah daerah belum memiliki langkah kongkret untuk membantu masyarakat terdampak corona. Bahkan, kegiatan pasar murah yang sudah terencana tidak bisa digelar lantaran kebijakan dan larangan berkumpul. \"Kita sudah koordinasi dengan Bulog untuk mengadakan Pasar Murah. Tapi kendalanya untuk sementara belum boleh mengumpulkan orang banyak. Sekarang ini masih kita cari solusinya,\" katanya. Meski demikian, pemkab menegaskan jika banyak program pusat yang tujuannya membantu masyarakat terdampak corona. \"Pusat sudah menambah berbagai program seperti bantuan Sembako yang tadinya Rp150.000 sekarang jadi Rp200.000. Yang diberikan dalam bentuk beras, telur dan kacang hijau, iuran listrik gratis dan lainnya,\" tukasnya. Dampak perekonomian pedagang dirasakan oleh Reza (31). Pria yang sehari-hari berdagang keperluan ternak di wilayah Pasar Way Panji ini mengaku kehilangan omset hingga 50 persen dari biasanya. \"Luar biasa dampaknya. Entah sampai kapan kondisi ini akan berlangsung. Mudah-mudahan segera pulih,\" keluh Reza saat berbincang dengan Radar Lamsel, kemarin Senada dengan penjual jasa cucian kendaraan di bilangan Kota Kalianda. Pria yang tidak ingin disebut jati dirinya ini mengaku cukup kesulitan mendapatkan customer. \"Sekarang ini bisa dapat satu pelanggan saja sudah bagus. Karena memang tidak ada orang yang keluar dari rumah. Saya sudah nggak bisa ngomong apa-apa lagi,\" pungkasnya. Situasi ini juga memantik komentar Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Kalianda, Zulfahmi Sengaji. Pengamat lokal ini menilai baik pemerintah pusat maupun daerah memang gelapan menghadapi covid-19. “ Ini diluar nalar kita semua. Tidak ada yang memprediksi akan seperti ini, semua kebijakan pun belum banyak membantu rakyat. Utamanya urusan ketahanan pangan dan pendapatan per kapita,” kata Zulfahmi. Ia menyarankan Pemerintah Daerah mengambil inisiatif ciamik agar warga Lampung Selatan yang mulai terpukul akibat pandemi benar-benar merasakan kehadiran pemerintah. “ Tentu semua akan senang jika pemerintah daerah misalnya mengambil kebijakan memenuhi pasokan logistik warganya. Ditengah situasi sulit seperti ini, sudah barang tentu warga akan diam dirumah jika ketersediaan pangan terjamin. Tetapi selama itu belum dijamin dia dirumah hanya berlaku bagi mereka yang serba berkecukupan. Bisa nyetok logistik, sedangkan pekerja informal harus keluar rumah itupun belum tentu menghasilkan,” jelasnya. (idh)
Sumber: