Lama di Bogor Interaksi HA Dilacak

Lama di Bogor Interaksi HA Dilacak

Sembako ODP di Canggung Ditanggung 14Hari

RAJABASA - Kematian HA, warga Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa pada Senin (13/4/2020) masih menimbulkan tanya. Belum diketahui secara pasti penyebab meninggalnya pemuda berusia 21 tahun itu. Hasil pemeriksaan belum bisa diketahui secepatnya karena harus menunggu selama 7 hari. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, HA sebelumnya pernah bekerja di Bogor, Jawa Barat, selama 4 bulan. HA sudah merantau ke Pulau Jawa selama 2 ntahun. Selama itu, dia kerap bolak-balik ke Lampung Selatan-Tangerang-Bogor. Beberapa hari yang lalu, HA diakabrkan pernah menderita sakit dei Bogor. Setelah berobat, dia menuju ke tempat keluarganya di Tangerang.   Setelah dari Tangerang, di kembali ke Lampung Selatan pada tanggal 7 April 2020 lalu. Setibanya di Desa Canggung, HA melaporkan keadaannya kepada petugas yang berjaga di posko covid-19 yang dibentuk Pemerintah Desa Canggung. Selama di sini, HA diketahui tidak pernah keluar rumah. Dia mengisolasi diri karena berstatus ODP (orang dalam pemantauan) di desa. HA hanya tinggal berdua bersama ayahnya. Sedangkan keluarganya yang lain tinggal di Bogor karena urusan pekerjaan. \"Sekarang ayahnya diam di rumah saja. Tidak keluar-keluar lagi,\" kata Kepala Desa Canggung, Tarmizi, saat dikonfirmasi Radar Lamsel. Tarmizi sempat mengutarakan niatnya supaya Desa Canggung memberlakukan PSBB. Namun setelah mengadakan rapat, rencana itu urung dilakukan. Hasil rapat sore kemarin, Pemerintah Desa dan BPD Canggung sepakat memberlakukan isolasi mandiri bagi warga yang berstatus ODP, berikut dengan keluarganya. Penerapan ini akan dilaksanakan dengan penuh ketegasan. \"Keluarga yang diisolasi akan mendapatkan sembako untuk persiapan selama 14 hari. Petugas yang mengawasi mereka adalah hansip desa. Hansip juga diberi dana makan yang cukup, sesuai dengan tugas mereka 24 jam secara bergilir,\" katanya. Tarmizi menjelaskan dana bantuan sembako untuk ODP akan diambil dari Sub Dana Penanggulangan Bencana. Pemerintah Desa Canggung juga mengajak masyarakatnya untuk berpartisipasi mencegah penyebaran covid-19. Sampai saat ini, ODP di Desa Canggung berjumlah 47 orang. Besar kemungkinan jumlah ini akan bertambah karena aparatur desa tengah melacak warga yang berinteraksi dengan ODP. \"Kemungkinan, karena ditambah warga yang sudah berinteraksi dengan almarhum, ini belum terjumlah. Namun rekam jejak selama almarhum di desa sudah ada,\" katanya. Camat Rajabasa, Sabtudin, S. Sos menilai PSBB tidak bisa diterapkan sembarangan. Perlu banyak hal yang harus dikaji. Selain itu, penerapan PSBB juga harus melalui prosedur yang benar. \"Walaupun desa, tapi harus sesuai prosedur, dan ada izinnya. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan,\" katanya. Jasad HA sudah dimakamkan di TPU desa setempat. Proses pemakaman ini dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan. Sabtudin mengatakan pihaknya belum bisa memberikan informasi mengenai penyebab meninggalnya HA. Pihaknya juga masih menunggu pemberitahuan dari RSUD Bob Bazar Kalianda. \"Sudah dilakukan pemeriksaan tes oleh rumah sakit. Tinggal menunggu hasilnya nanti, sekitar 7 hari lagi baru keluar,\" katanya. Pemerintah Kecamatan Rajabasa meminta masyarakat tetap tenang. Masyarakat juga diminta tidak menyebar informasi yang keliru mengenai penyebab HA meninggal. Jika hasilnya sudah keluar, maka pemerintah akan menyampaikannya kepada publik. \"Himbauan agar masyarakat tetap tenang, jangan panik,\" katanya.   Kepala Dinkes Lamsel, dr. Jimmy B. Hutapea, MARS, dalam perkembangan pandemi virus covid-19 sejauh ini telah menangani 6 PDP. Dimana, dua diantaranya merupakan kasus baru yang salah satunya adalah PDP nomor 5 seorang laki-laki 22 tahun dan PDP nomor 6 petugas kesehatan dengan gangguan kesehatan yang memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi meninggal dunia.   Sementara untuk PDP nomor urut 1 - 4 diinformasikan negatif setelah menjalani pemeriksaan. \"Nomor 5 ini tiba sekitar tanggal 7 April dalam kondisi sehat. Tanggal 11 mengalami batuk dan demam lalu berobat ke dokter praktek. Dari hasil pemeriksaan suhu tubuh dalam batas normal 36 derajat,\" kata Jimmy melalui siaran pers.   Setelah diperiksa oleh dokter praktek, yang bersangkutan tidak diberi obat. Bahkan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke RSUD Bob Bazar.   \"Kondisi demam makin tidak nyaman dan ayahnya memutuskan pergi berobat ke RSUD Bob Bazar. Petugas medis menyarankan untuk diisolasi di rumah sakit, namun mendapat penolakan dari keluarga untuk isolasi secara mandiri. Pada saat itu belum diambil rapid tes,\" imbuhnya.   Dia melanjutkan, PDP nomor 5 ini pada tanggal 13 April mengeluh karena mengalami sesak nafas. Pihak keluarga langsung menghubungi perawat dan bidan desa sekitar pukul 07.00 WIB. Dan langsung diteruskan oleh jajaran medis desa ke Puskesmas Rajabasa untuk langsung dirujuk.   Namun naas, belum sempat mendapat penanganan intensif PDP 5 ini dikabarkan sudah meninggal dunia. \"Permintaan isolasi mandiri datang dari ayah korban. RSUD tentu punya kewenangan untuk rawat PDP sedang atau berat. Jika PDP ringan isolasi di rumah juga diperbolehkan selama menjadi permintaan pasien dan keluarga\" lanjutnya.   Sejauh ini, pihak berwenang masih menunggu hasil pemeriksaan swab dan rapid tes. Sebab, jenazah sebelum dikebumikan sempat menjalani otopsi di RSUD Bob Bazar.   \"Paling tidak hasil swab dan rapid tes akan keluar seminggu kedepan. Kejadian ini kami harap bisa membuka wawasan masyarakat untuk terus waspada. Kami minta masyarakat secara teratur melakukan cuci tangan, menggunakan masker kain, jaga imunitas dengan makan-makanan gizi seimbang, cukup istirahat, tidak stress dan menerapkan Social Distancing atau Physical Distancing,\" pungkas Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan Virus Covid-19 Lamsel ini. (rnd/idh)

Sumber: