Tidak Ada Loket ‘cashless’ Situasional

Tidak Ada Loket ‘cashless’ Situasional

BAKAUHENI - Polemik antara PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni dengan pengurus truk (Petruk) akhirnya mereda. Petruk yang meminta penambahan loket tiket cash akhirnya dipenuhi pihak ASDP ketika mediasi pada Jumat (17/4/2020) pekan lalu. Humas PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Syaifullail Maslul, mengamini permintaan Petruk dan supir. Syaiful mengklaim bahwa Petruk dan supir sejatinya mendukung kebijakan PT. ASDP yang menerapkan tiket online. Namun untuk sementara ini, ASDP diminta memberlakukan aturan yang baru disosialisasikan itu secara bertahap. Syaiful mengatakan Petruk dan supir meminta ASDP membuka 3 loket untuk pembayaran tunai, dan 5 sisanya untuk pembayaran online. \"Ya, pada prinsipnya mereka mendukung. Cuma mereka minta untuk gate dibuka 3 cashless dan 5 online. Dan pihak ASDP meminta dukungan dari semua pihak untuk implementasi tiket online agar berjalan baik dan lancar,\" katanya saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Sabtu (18/4/2020). Permintaan tersebut, lanjut Syaiful, berusaha diakomodir oleh ASDP. Namun penerapannya dilakukan situasional. Dengan begitu, ASDP berusaha seobjektif mungkin dalam mengawal setiap persoalan yang terjadi di Pelabuhan Bakauheni. Syaiful mengamini jika pihaknya masih punya banyak waktu sebelum tiket online benar-benar diberlakukan pada 1 Mei mendatang. \"Ya, betul. Cashless (pembayaran tunai) tadi sifatnya situasional. Kalau memungkinkan bakal.kita tambah. Kalau sepi, kita buka 1 cashless saja,\" katanya. Namun pernyataan tersebut berbeda dengan yang terjadi di lapangan. Minggu (19/4/2020), antrean kendaraan terlihat di loket kendaraan cashless. Rupanya, ASDP masih membuka 1 loket cashless. Kondisi inilah yang menyebabkan antrean panjang mencapai 1 kilometer. TS, salah satu pengurus truk, menilai ASDP telah membual. \"Enggak ada, buka 3 apaan. Ini masih 1 yang dibuka loketnya. Kalau dibuka semua, enggak mungkin macet,\" katanya. TS mengatakan, panjangnya antrean pada sore hari belum apa-apa jika dibandingkan dengan malam hari. Antrean kendaraan akan lebih parah lagi. \"Ya beginilah kondisinya setiap hari,\" katanya. Diberitakan sebelumnya, pengurus penyeberangan menggelar demo di Pelabuhan Bakauheni, Kamis (16/4/2020) malam. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, ratusan pengurus kendaraan ini memprotes kebijakan PT. ASDP yang memberlakukan tiket online. Mereka menilai kebijakan ini kurang tepat karena penerapannya diberlakukan sekaligus. \"Kami protes, kebijakan ini menyusahkan kami. Kemarin saya coba pakai aplikasi itu, tapi gangguan 3 jam. Terus kendaraan ini mau diapain kalau lama begitu,\" kata TS, salah satu pengurus kendaraan di Pelabuhan Bakauheni, saat dikonfirmasi Radar Lamsel. Seharusnya, kata TS, PT. ASDP meninjau kembali kebijakan ini. Menurut dia, pemberlakuan sistem tiket online harus dilaksanakannya dengan santai. Bukan grasak-grusuk. Sedangkan posisi saat ini, PT. ASDP hanya membuka satu loket kendaraan yang membayar cash. Sisanya loket tiket online semua. Hal ini menyebabkan antrean kendaraan panjang. \"Sampai berkilo-kilo. Kalau enggak percaya cek aja ke sini. Kita tidak keberatan dengan sistemnya, tapi coba dijalankan pelan-pelan,\" katanya. Humas PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Syaifullail Maslul, membenarkan demo yang terjadi di depan loket tiket kendataan itu. Nun Syaiful belum mengetahui secara pasti atas dasar apa demo yang dilakukan para pengurus kendaraan tersebut. Disinggung mengenai tiket online, Syaiful mengamininya. \"Iya, betul (tiket online). Tapi spesifiknya apa, kita belum terima infonya. Yang jelas tiket online kan peningkatan mutu pelayanan, tapi kenapa mereka protes. Kan gitu,\" katanya. (rnd)

Sumber: