Sembilan KPM PKH dan BPNT Candipuro Mundur
CANDIPURO - Sebanyak delapan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan satu KPM Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Desa Sidoasri, Kecamatan Candipuro, dengan penuh kesadaran, bersedia memgundurkan diri dari peserta penerima bantuan Kemensos RI yang diperuntukan bagi masyarakat miskin tersebut. Itu berlaku setelah, KPM PKH dan BPNT yang sebagian besar beprofesi sebagai petani, dinilai mampu secara ekonomi dan memiliki pendapatan tetap, tumbuh kesadaranya untuk mengundurkan diri, melalui edukasi dan penyuluhan oleh Pendamping PKH dan aparatur desa setempat, pada waktu turun langsung melakukan pelabelan rumah, KPM PKH dan BPNT, Senin (20/4). Pendamping PKH Desa Sidoasri, Nur Fadli menerangkan sebanyak delapan KPM PKH bersedia untuk mengundurkan diri secara sukarela dari kepesertaan penerima program bantuan Sosial dari Pemerintah Pusat tersebut. \" Tiga hari berjalan, pelabelan rumah KPM PKH dan BPNT di Desa Sidoasri, setidakanya ada delapan KPM PKH dan satu KPM BPNT yang kami nilai sudah mampu secara ekonomi dan memiliki penghasilan tetap sebagai petani, setelah diberikan edukasi dan penyuluhan, dengan penuh kesadaran bersedia mengundurkan diri dari kepesertaan KPM PKH dan BPNT, \" terangnya Nur Fadli kepada Radar Lamsel ditengah kegiatan pelabelan rumah KPM PKH dan BPNT di lokasi. Ia menjelaskan, ada berbagai alasan yang melatar belakangi bersedianya keluarga penerima program bantuan Sosial dari Kemensos RI, yang dinilai cukup mandiri secara ekonomi itu mengundurkan diri. \" Pertama, mereka sadar bahwa secara ekonomi mereka tergolongan mandiri dan masih banyak selain mereka (warga miskin\'red), yang tarap ekonominya jauh dibawah mereka, namun belum tersentuh program bantuan pemerintah pusat tersebut, \" jelasnya. Kemudian sambungnya, lalu ada juga yang beranggapan bahwa KPM PKH dan BPNT yang dinilai mandiri secara ekonomi malu rumahnya diberi label, keluarga pra sejahtera penerima bantuan PKH dan BPNT. \" Ada juga sebagian KPM PKH dan BPNT tumbuh kesadarannya dan merasa malu rumahnya diberi label keluarga miskin, \" tambahnya. Meski demikian kata Nur Fadli, bagi KPM PKH dan BPNT yang telah bersedia garduasi mandiri atau pun yang mengundurkan diri, \" akan tetap kami lakukan pendampingan dan mengupayakan agar mendapatkan program bantuan lainya dari pemerintah, yang sifatnya untuk peningkatan usaha atau sejenisnya, agar tarap kehidupan ekonomi mereka benar-benar mapan dan mandiri,\" ucapnya. Sejauh ini kata dia, dari 166 target pelabelan rumah KPM yang akan diberi label, tercatat baru 115 KPM PKH dan BPNT diantaranya, delapan KPM PKH dan satu KPM BPNT di Desa Sidoasri, dengan penuh kesadaran dan sukrela, bersedia mengundurkan diri. \" Beberapa hari kedepan, pelabelan ditarget secepatnya rampung,\" kata Nur Fadli lagi. Sementara, Hani (45) seorang KPM PKH, warga Dusun WonosariDesa setempat mengaku, dirinya sadar dan merasa malu bila rumahnya di beri label keluarga pra sejahtera PKH dan BPNT. Mengingat, masih banyak warga kurang mampu diwilayahnya, yang dinilai laik menerima dan sampai hari ini belum tersentuh bantuan sosial pemerintah tersebut. \" Ya, saya sadar mas sekaligus malu, sampai saat ini masih menerima bantuan PKH dan BPNT. Mengingat, masih banyak warga tidak mampu diwilayah ini, belum tersentuh program bantuan sosial dari pemerintah ini, \" kata Hani. Ia dan KPM PKH dan BPNT yang secara sukarela mengundurkan diri tersebut, berharap agar bantuan PKH dan BPNT milik mereka, dapat dialihkan dan disalurkan kepada warga miskin yang memang laik dan benar-benar sangat membutuhkan. \" Kami berharap, setelah saya dan kawan-kawan KPM PKH dan BPNT yang mengundurkan diri ini, bantuannya dapat diberikan kepada warga tidak mampu lainnya, yang belum tersentuh bantuan, \" harapnya dan diamini oleh KPM PKH lainya. Terpisah, Kepala Dusun setempat Suherman, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, langkah pelabelan tersebut juga merupakan bentuk transparansi penyaluran PKH dan BPNT di desa, agar tepat sasaran, \" sekaligus, upaya guna mengantsipasi rumor tidak sedap ditengah masyarakat, akibat kecemburuan sosial,\" kata Suherman. (CW2)
Sumber: