Khawatir Harga Jual Gabah Jatuh

Khawatir Harga Jual Gabah Jatuh

PALAS –   Menjelang musim panen, petani padi di wilayah Kecamatan Palas kini terus diresahkan dengan harga jual gabah yang mulai merosot. Berdasarkan informasi, dalam satu pekan terkhir harga jual gabah mulai mengalami penurunan. Dari harga semula yang mencapai Rp 4.800 per kilogram saat ini sudah diangka Rp 4.200 per kilogram. Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gopoktan) Bali Jaya Desa Bali Agung Dewo Aji Sastrawan mengatakan, merosotnya harga jual gabah mulai meresahkan petani menjelang musi panen saat ini. “Mendengar harga jual gabah yang mulai merosot ini, tentu saja sudah membuat petani merasa resah. Karena panen belum sepenuhnya dimulai tapi harga sudah mulai turun,”  ujar Dewo Aji Sastrawan memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Rabu (22/4). Dewo menjelaskan, dua jenis gabah yaitu,  panjang (ciherang) dan bulat (muncul) saat ini sudah mulai mengalami penurunan harga. Untuk padi panjang sebelumnya masih menyentuh Rp 4.900 per kilo gram, kini telah di kisaran Rp 4.200 – 4.300 per kilo gramnya. Sementara untuk harga gabah bulat sebelumnya Rp 4.500 kini merosot diangka Rp 3.900 per kilogramnya. “Satu pekan ini harga di tingkat petani mulai turun. Untuk gabah panjang saja sudah  Rp 4.200 per kilo gram, sebelumnya bahkan sampai Rp 5.000. Begitu juga dengan padi bulat sudah Rp 3.900 per kilo gram,” ujarnya. Dewo berharap pemerintah dapat menstabilkan harga jual gabah. Jika harga terus merosot dikhawatirkan harga jual tidak sebanding dengan modal tanam saat ini yang mengalami kenaikan. “Di Bali Agung baru sekitar 20 hektar yang mulai panen, harapan kami pemerintah dapat menjaga kestabilan harga. Saat modal tanam juga sudah naik dari sebelumnya Rp 7 juta per hektar kini sudah Rp10 juta karena obat-obatan dan upah buruh juga naik. Petani khawatir rugi kalau harga terus jatuh,” harapnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Gapoktan Desa Bandan, Hurip Karyadi. Menurutnya penururan harga jual di musim panen  yang bertepatan dengan bulan Ramadan ini memang kerap terjadi. Penyebabnya, pada saat menjelang lebaran sejumlah pabrik padi di pulau Jawa melakukan penurunan produksi menjelang lebaran. “Padi Palas ini kebanyakan dikirim di pabrik yang ada di Jawa. Sudah biasa kalau panen di bulan Ramadan harga gabah merosot, ditambah dengan wabah Covid-19 ini harga lebih awal turun. Ya tentu saja saat ini petani resah,” ungkapnya. Sementara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh pertanian Kecamatan Palas mengungkapkan saat musim panen sudah dimulai di wilayah barat, Kecamatan Palas. Ia juga tidak menampik, harga juga gabah di tingkat petani diprediksi bakal terus menurun. “Saat ini, yang sudah mulai panen di wilayah barat seperti desa Pulaujaya dan Bali Agung, puncak musim panen jatu pada petengahan Mei mendatang.  Ada kemungkinan harga bakal turun lagi, namun tidak separah harga jagung saat ini,” jelasnya. (vid)

Sumber: