Peternak Ayam Terancam Gulung Tikar

Peternak Ayam Terancam Gulung Tikar

NATAR - Dampak penyebaran Covid 19 di Provinsi Lampung sangat besar terhadap para peternak ayam broiler di Kecamatan Natar. Bahkan sejumlah peternakan pribadi membanderol ayam mereka dengan harga yang sangat murah. Salah seorang peternak ayam di Dusun Sidorejo, Desa Negara Ratu, Armani (42), mengatakan kurangnya permintaan membuat harga ayam menjadi anjlok. Karena kondisi ini, pihaknya berinisiatif untuk menjual ayam dengan harga murah.   \"Kalau dibiarkan di kandang maka biaya pakannya yang bengkak. Jadi terpaksa dijual, satu kilo paling cuma Rp10 ribu,\" ungkapnya kepada Radar Lamsel, Senin (27/4). Ia menambahkan, sedikitnya permintaan akan ayam lantaran kebijakan pembatasan sosial atau Social Distancing dari Pemerintah termasuk pesta pernikahan. \"Warung-warung sepi, acara-acara tidak ada, jadi permintaan ayam sangat rendah,\" ucapnya. Sama halnya dengan itu, peternak ayam kemitraan juga mengalami kerugian yang sangat besar, bahkan hingga saat ini belum ada DOC atau bibit ayam yang masuk untuk diternak kembali.   \"Kami sudah panen satu bulan lalu, harga ayam cuma Rp 9.000 perkilogram saat itu, artinya sangat tidak menguntungkan,\" tutur Hamdan (27) salah seorang pengusaha peternakan ayam kemitraan. Ia mengaku sangat kewalahan menghadapi dampak covid-19. Pasalnya, selain usaha yang anjlok, imbasnya juga upah karyawan yang tidak bisa maksimal. Hamdan menjelaskan sistem upah persentase yang dijalankan harus mengikuti hasilnya, untung atau rugi. Hamdan berharap, kondisi saat ini tidak berlangsung lama sebab jika terus berlangsung maka bukan tidak mungkin peternak ayam akan gulung tikar. \"Ya kalau begini terus bisa-bisa tutup,\" pungkasnya. (Kms)

Sumber: