BPNT Dua Kecamatan Selalu Telat
E-Warung dan Suplayer Silang Pendapat
TANJUNG BINTANG - Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di wilayah Kecamatan Tanjung Bintang dan Tanjung Sari selalu mengalami keterlambatan. Sejumlah pengelola e-warung menilai CV. Dwi Karya sebagai Suplayer BPNT di Kecamatan Tanjung Bintang dan Tanjung Sari kerap terlambat dalam melakukan pendistribusian komoditi sembako. Biasanya, BPNT di dua kecamatan itu disalurkan ketika menjelang akhir bulan. Sementara, sembako BPNT baru mulai bisa disalurkan kepada KPM setiap tanggal 5 awal pada bulan. Mestinya, penyaluran di dua kecamatan itu sudah rampung sebelum pertengahan bulan. Namun, BPNT di kedua kecamatan itu belum juga disalurkan dengan alasan komoditi sembako yang didistribusikan belum lengkap. Seperti e-warung Desa Rejomulyo, Kecamatan Tanjung Bintang misalnya. Pengelola mengeluhkan keterlambatan pendistribusian komoditi sembako. Padahal, pihkanya belanja kepada suplayer dengan tepat waktu. \"Kalau desa lain nggak tau, tapi kalau kita begitu saldo masuk langsung order. Misalkan masuk tanggal 2 yang langsung order,\" Ujar ketua e-warung Desa Rejomulyo, Puji kepada Radar Lamsel, Rabu (17/2). Bahkan sambung dia, hingga saat ini komoditi sembako yang baru disalurkan baru beras, telur, kentang dan kacang hijau. Sedangkan, komoditi seperti buah dan ayam potong belum juga didistribusikan. \"Beras sudah lama si, sekitar satu minggu sudah di e-warung. Sekarang kita masih menunggu ayam sama buah. Kalau saya sudah dikasih tahu oleh TKSK katanya buahnya sudah sampai. Kalau ayam memang kami minta belakangan karena nggak mau ambil resiko,\" Pungkasnya. Pihak e-warung sendiri berharap, komoditi sembako seharusnya didistribusikan sekaligus agar langsung dapat dibagikan kepada KPM. Selain itu, menumpuknya komoditi sembako yang tak kunjung dibagikan menuai cibiran di masyarakat. \"Ya sekaligus lah. Kalau sembakonya belum kumpul nanti KPM nya bolak-balik mah ngerjain e-warung nya. Kebetulan rumah saya juga dipinggir jalan, jadi orang mandangin itu sampai jauh, itu beras apa kok nggak dibagi-bagiin, gitu. Saya juga risih loh, apalagi yang nggak dapet tau sendiri,\" Tuturnya. Bukan hanya itu, dirinya juga menganngap hubungan antara pihak e-warung dan suplayer juga tidak begitu baik. Terakhir, pihak e-warung dan suplayer bertemu saja ketika tutup buku akhir tahun 2020 lalu. \"Di kecamatan lain itu saya denger-denger antara suplayer dan e-warung sebulan sekali ngadain pertemuan. Kalo kami kemarin aja sih, terakhir waktu tutup buku akhir tahun. Terus mereka minta usulan apa, begitu. Pak camat juga hadir waktu itu,\" Bebernya. Manager CV. Dwi Karya suplayer BPNT Kecamatan Tanjung Bintang-Tanjung Sari, Nahwan justru menganggap keterlambatan pendistribusian komoditi sembako disebabkan oleh e-warung yang memang terlambat mengorder. Dirinya juga menganggap ada e-warung yang sering memesan komoditi melebihi dari jumlah KPM. \"Ya nggak juga, kita melihat order dari mereka (e-warung). Kalau memang ordernya cepat kita juga cepat. Mereka juga butuh kesiapan aja kira-kira berapa. Kemarin juga ada yang memesan lebih sampai sisa 50 sampai 60, jadi kita rugi lah, terutama buah busuk semua. Jadi pelan tapi positif,\" Kata dia. Nahwan juga menjelaskan, pihaknya memang melakukan pendistribusian komoditi sembako ke e-warung secara bertahap. Itu, dilakukan agar sembako yang diterima KPM tetap dalam keadaan baik. \"Iya harus ready semua baru bisa dibagiin. E-warung juga nggak mau kerja dua kali kan. Buah didistribusikan hari ini. Kalau ayam tergantung kesiapan mereka (e-warung) kapan, takutnya kan pada mati. Kita tergantung dari e-warung. Begitu e-warung pesan kita siap,\" Imbuhnya.(rif)Sumber: