Disapu Banjir, Petani Rugi Banyak
PALAS - Dampak banjir yang melanda ribuan hektar tanaman padi di Kecamatan Palas dan Sragi menimbulkan kerugian mencapai milyaran rupiah. Total tanaman padi yang mengalami gagal panen atau puso di dua kecamatan tersebut mencapai 453 hektar, 298 di Kecmatan Palas dan 155 hektar di Kecamatan Sragi. Dengan kerugian rata-rata diangka Rp 6 juta per hektarnya. Jika dikalkulasikan, secara keseluruhan kerugian berkisar Rp 2,7 milyar. Prihatinnya lagi, ditengah pengurangan jatah pupuk bersubsidi, upaya pemupukan tanaman padi yang dilakukan petani menjadi sia-sia lantaran tanaman padi terendam banjir. Ketua Gabungan Kelompok Tani Bali Jaya, Desa Bali Agung, Kecamatan Palas Dewo Aji Sastrawan mengatakan, rata-rata petani telah menghabiskan 75 kilogram pupuk urea, 50 kilogram NPK, dan empat sak pupuk petroganik untuk pemupukan padi di taha pertama itu. \"Kalau di Bali Agung pemakaian pupuk subsidi di kisaran 125 kilogram untuk pupuk kimia. Dab 200 kilogram pupuk organik,\" ujar Dewo memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Sabtu (20/2). Namun ditengah sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut, pemupukan tanaman padi tahap pertama tersebut menjadi sia-sia. Pupuk yang telah ditebar menjadi mubazir karena hanyut terbawa air banjir. \"Ya pemupukan yang sudah kita lakuka n jadi sia-sia, Mas. Apalagi untuk yang puso sudah pupuknya hanyut tanaman juga mati akibat terendam banjir selama dua pekan ini,\" sambungnya. Di Bali Agung, sambung Dewo, dampak banjir tersebut tanaman padi yang mengalami puso mencapai 125 hektar. Dengan kerugian Rp 6 juta per hektarnya. Uang tersebut dikeluarkan untuk biaya pengolahan lahan hingga pemupukan tahap pertama. \"Ya kalau dihitung-hitung untuk biaya olah lahan, tandur, sampai pemupukan pertama sudah habis Rp 6 juta per hektar. Total ada 125 hektar kerugian materi secara keseluruhan mencapai Rp 750 juta,\" ungkapnya. Hal yang sama diutarakan oleh Ketua Gabungan Kelompok Tani di Desa Bandan Hurip, Karyadi. Dampak banjir tersebut juga menyebabkan petani merugi lantaran pemupukan tahap pertama yang dilakukan petani menjadi mubazir karena terbawa banjir. \"Pemupukan dilakukan di usia tanaman 10 - 20 hari dan sudah ada belasan hektar yang dipupuk. Sudah ada belasan hektar yang dipupuk, tapi menjadi sia-sia karena terbawa banjir,\" ungkapnya. Untuk di Kecamatan Sragi, banjir yang yang terjadi selama satu pekan belakangan menyebabkan 155 hektar tanaman mengalami puso. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi Eka Saputra mengungkapkan, pihaknya belum bisa memastikan apakah kerugian yang dialami petani akan mendapat bantuan dari pemerintah. \"Ada 125 hektar yang mengalami puso dan sudah kita laporkan ke Dinas Pertanian Lampung Selatan,\" pungkasnya. (vid)
Sumber: