KSOP Bakauheni Mulai Uji Petik Kapal Feri
BAKAUHENI – Menjelang angkutan lebaran tahun ini, berbagai persiapan terlah dilakukan untuk menghadapi hajat besar setiap tahun itu. Salah satunya adalah pengecekan atau uji petik kelayakan kapal feri yang beroperasi dilintasan Bakauheni-Merak. Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Bakauheni A. Aruan mengungkapkan, pihaknya bersama jajaran sudah mulai melaksanakan pemeriksaan sejumlah kapal roll on-roll off (Ro-Ro) yang akan melayani arus mudik dan balik angkutan lebaran tahun ini. Menurutnya, uji petik kapal dibagi dua, yakni sebagian diperiksa tim KSOP Merak dan KSOP Bakauheni. “Pemeriksaan kelayakan kapal sudah dimulai sejak dua hari lalu. Pemeriksaan kelayakan kapal dibagi dua yakni KSOP Bakauheni dan KSOP Merak,” kata Aruan saat dikonfirmasi via telepon, Minggu (12/6) kemarin. Namun sayang, Aruan belum mengetahui nama-nama kapal apa saja yang sudah diperiksa timnya. “Ada petugas kami yang khusus melakukan uji petik kapal untuk persiapan angkutan lebaran nanti. Saya belum monitor nama-nama kapal yang sudah diperiksa tim,” ujarnya singkat. Aruan menambahkan, pada uji petik tersebut, beberapa point penting akan dicek dalam kapal, seperti kondisi mesin, alat keselamatan, lambung kapal dan lainnya. “Uji petik ini untuk mengetahui kesiapan kapal dalam menghadapi angkutan lebaran pada arus mudik dan arus balik. Jika ditemukan kekurangan dalam kapal kami rekomendasikan untuk melengkapinya. Uji petik ini untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang tidak kita inginkan selama angkutan lebaran nanti,” katanya. Sementara itu, General Manager (GM) PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Bakauheni Eddy Hermawan mengatakan, telah menerima surat pemberitahuan dari Dirjen Hubla terkait uji petik yang akan dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jasa. “Dalam surat pemberitahuan tersebut uji petik dimulai dari 6 hingga 12 Juni,” kata Eddy Hermawan kepada wartawan. Ia menjelaskan jumlah kapal feri yang beroperasi diperairan selat sunda mencapai 61 unit. Dari jumlah tersebut, lanjut dia, setidaknya sekitar 4 feri sedang menjalani doking (perbaikan). “Jumlah kapal yang beroperasi dilintasan pelabuhan Merak-Bakauheni cukup banyak, namun jumlah dermaga hanya ada enam,” ungkap Eddy Hermawan. Dari 58 unit feri, dua diantaranya berkapasitas besar yang mulai beroperasi sejak akhir April lalu. Kedua kapal baru itu yakni KMP Mabuhay Nusantara dan KMP Labitra. Dimana kedua kapal berbobot diatas 5.000 Grosston (GT) itu mampu mengangkut 500 unit kendaraan campuran. \"Penambahan kapal berbobot diatas 5.000 GT sesuai dengan surat keputusan menteri perhubungan. Dimana, mulai September 2018 mendatang kapal yang beroperasi dilintasan Bakauheni-Merak harus berbobot diatas 5.000 GT,\" terang Eddy Hermawan. (man)
Sumber: