Komoditi BPNT Dua Kecamatan Dikeluhkan
TANJUNG BINTANG - Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) disejumlah desa di Kecamatan Tanjung Bintang kembali mengeluh. Pasalnya, mereka kerap menerima sembako tak layak konsumsi. Keluhan dari sejumlah KPM tersebut membuktikan bahwa CV. Dwi Karya Makmur (DKM) selaku suplayer BPNT di Kecamatan Tanjung Bintang dan Tanjung Sari tidak teliti dalam memperhatikan kualitas komoditi sembako sebelum didistribusikan ke e-warung. Salah satu KPM di Desa Srikaton yang namanya tak ingin disebutkan mengaku bahwa dirinya pernah menerima sembako dalam keadaan yang sudah tak layak konsumsi, seperti kentang dan buah pir yang sebagian busuk serta ayam potong yang sudah mati sebelum dikonsumsi. \"Pernah dapat kentang sama buah pir, ada kalau dua tiga yang busuk. Kalau ayam itu memang sengaja waktu itu niatnya buat besok tapi ayam nya malah mati duluan,\" Kata dia kepada Radar Lamsel di e-warung Katon, Desa Srikaton, Selasa (20/4). Disisi lain, ketua e-warung Katon, Desa Srikaton Eni Prihatiningsih membenarkan, bahwa setiap pendistribusian sembako dari suplayer ke e-warung dipastikan ada saja komoditi sembako yang sudah tidak layak konsumsi. \"Setiap pendistribusian pasti ada saja sayuran sama buah yang busuk maupun telur yang pecah. Hari ini saja sudah enam ekor ayam potong yang mati. Tetapi sembako yang rusak itu diganti kalau kita membuat laporan,\" Pungkasnya. \"Biasanya setiap pengiriman itu dilebihkan, tetapi hari ini enggak. Ini juga telur nya masih kurang katanya nunggu besok. Kalau ada yang sisa diambil lagi oleh suplayer,\" Imbuhnya. Eni juga menjelaskan jika penyaluran BPNT kali ini merangkap dua bulan sekaligus, tepatnya bulan Maret dan April. Jadi masing-masing KPM mendapat dua paket sembako. \"Ya, dua bulan sekaligus,\" Tuturnya. Masih kata Eni dirinya mengaku bahwa e-warung Katon, selalu memesan kepada suplayer tepat waktu. Namun, keterlambatan kali ini dikarenakan adanya gangguan teknis. Tetapi, pendistribusian dari suplayer memang kerap diatas pertengahan bulan. \"Kalau telat waktu apa enggaknya saya nggak tahu, tetapi begitu saldo masuk kami langsung order. Awalnya Desa Srikaton ada sekitar 362 KPM, setelah pembaruan ada sekitar 200 KPM,\" Tutupnya.(rif)
Sumber: