Gawat! Ranjang Isolasi Covid Tersisa Tujuh
![Gawat! Ranjang Isolasi Covid Tersisa Tujuh](https://radarlamsel.disway.id/uploads/fasilitas_rs_lapangan.jpg)
KALIANDA – Angka kasus covid-19 di Kabupaten Lampung Selatan tembus 1.457 kasus. Teranyar, lima pasien terkonfirmasi positif kembali ditemukan, Rabu (23/6) kemarin. Kondisi ini, mengakibatkan ruangan isolasi pasien yang dirawat di RSUD dr. Bob Bazar, SKM Kalianda nyaris penuh. Ironisnya, hanya menyisakan tujuh tempat tidur yang biasa digunakan untuk ruang perawatan persalinan. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Lamsel, Eka Riantinawati, SKM, M.Kes mencatat, sejauh ini masih terdapat sebanyak 112 pasien positif yang masih menjalani isolasi baik mandiri maupun intensif. Lonjakan itu, yang mengakibatkan ruang isolasi pasien di RSUD dr. Bob Bazar penuh hingga mencapai angka 90 persen. “Ya, yang terpakai sekitar 90 persen (ruang perawatan isolasi’red). Tapi, kami sudah siapkan 7 tempat tidur di Bob Bazar. Tetapi, ruang itu bukan untuk isolasi khusus. Tetapi, itu ruangan ponek/ibu bersalin yang kena covid-19. Untuk sementara digunakan karena nggak ada yang bersalin dengan penyakit corona makanya kita akan pakai untuk perawatan pasien covid-19,” ungkap Eka via pesan whatshapp, kemarin. Dia menerangkan, tambahan 5 pasien konfirmasi baru diantaranya adalah pasien Nomor 1.453 DS (48) warga Desa Seloretno, pasien Nomor 1.454 MS (57) dan pasien Nomor 1.455 Nl (63) warga Desa Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo. Ketiga pasien baru itu merupakan kasus baru yang ditemukan tanpa gejala dan menjalani isolasi mandiri dirumah. “Selanjutnya pasien Nomor 1.456 SS (20) warga Sidodadi Kecamatan Sidomulyo yang merupakan hasil tracing dari kasus Terkonfirmasi Positif pasien nomor 1.453. Dia bergejala dan saat ini isolasi mandiri di rumah. Lalu yang terakhir adalah pasien Nomor 1.457 TH (54) warga Sidorejo Kecamatan Sidomulyo yang merupakan hasil tracing dari pasien1.454,” terangnya. Sejauh ini, imbuhnya, pihaknya masih memanfaatkan sisa ruangan yang ada di RSUD Bob Bazar jika ditemukan pasien baru yang harus dirawat intensif. Terlebih, dalam waktu dekat bakal ada penambahan ruang perawatan isolasi baru dengan kapasitas 30 tempat tidur di rumah sakit ber-plat merah tersebut. “Dalam minggu-minggu ini sedang di siapkan juga penambahan ruangan dengan kapasitas 30 tempat tidur. Disana ada gedung baru yang lokasinya berada di depan ruang isolasi covid-19. Sementara ini kita masih maksimalkan ruangan yang ada di RSUD Bob Bazar,” pungkasnya. Di sisi lain, pengendalian masuknya varian baru Covid-19 tidak hanya dengan mengirimkan sampel whole-genome sequencing (WGS) pasien terkonfirmasi Covid-19. Namun, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung juga memantau gejala pasien terkonfirmasi Covid-19. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Reihana, yang ditemui usai menghadiri Paripurna di DPRD Provinsi Lampung Rabu (23/6). \"Jadi kami mengirimkan WGS ke Litbangkes, UI (Universitas Indonesia) setiap sebulan itu dua sampai tiga kali. Alhamdulillah sampai saat ini masih negatif,\" beber Reihana. Tidak hanya itu, pantauan pada gejala pasien yang terkonfirmasi Covid-19 juga menjadi salah satu pendataan Dinkes. Menurut Reihana, sampai saat ini gejala yang dialami pasien terkonfirmasi Covid-19 di Lampung masih sama dengan sebelumnya. \"Jadi gejala pasien yang ada di Lampung saat ini masih seperti gejala awal Covid-19. Berupa panas, sesak, diare muntah. Kalau delta (varian Covid-19) kan ada yang tidak ada gejala bahkan hingga meninggal,\" lanjut Reihana. Dirinya juga memastikan tidak ada peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 pada anak. Di mana varian delta sendiri kebanyakan menyerang anak. \"Untuk kasus pada anak-anak tidak ada peningkatan kasus, masih biasa saja,\" jelasnya. Sementara kasus konfirmasi Covid-19 di Lampung per Rabu (23/6) bertambah 142 kasus, sehingga total menjadi 20534 kasus. Untuk kasus meninggal bertambah tujuh kasus, sehingga total kini menjadi 1134 kasus. Kasus meninggal yang memang cukup tinggi, Reihana menyebut Lampung nomor tiga di Indonesia didominasi lansia yang diiringi dengan penyakit penyerta. Hal tersebut tergambar dari pasien konfirmasi Covid-19 yang datang dengan kondisi kormobid seperti hipertensi, jantung, dan diabetes. \"Kebanyakan juga, awalnya pasien datang bukan dengan keluhan Covid-19 namun keluhan kormobid. Namun karena prosedur masuk IGD harus di swab, barulah banyak diketahui ternyata terkonfirmasi Covid-19. Prosedur pengecekan swab pasien baru memang dilakukan untuk menentukan ruang untuk perawatan kalau negatif di ruang biasa, tapi kalau positif di ruang isolasi. Karena itulah tidak ada yang di covid kan, kami kan juga diaudit dan tidak mungkin rumah sakit mau mengcovid kan pasien,\" tandasnya. (idh/rnn/red)
Sumber: