Se-Lamsel Hanya 13 Tempat, IDI Surati Dinkes

Se-Lamsel Hanya 13 Tempat, IDI Surati Dinkes

24 DPM Siap Layani Rapid Tes Antigen

KALIANDA - Zona merah di Lampung Selatan memaksa semua pihak mesti bergotong-royong untuk keluar dari situasi ini. Akselerasi 3T (testing, tracing, treatment) satu dari sekian upaya untuk melindungi masyarakat Bumi Khagom Mufakat. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lampung Selatan, menyurati Dinas Kesehatan Lampung Selatan agar mengizinkan puluhan dokter yang siap untuk melayani rapid test antigen. Sebab Lamsel punya 17 kecamatan, sedangkan tempat rapid tes antigen hanya 13 unit. Rinciannya 4 Rumah Sakit (RS. Airan Raya, RS Natar Medika, RS Hidayah Ibu, RS Siti Khodijah) dan 9 Klinik tersebar di Tanjungbintang, Jatiagung, Natar, Merbaumataram Penengahan dan Candipuro. Sangking terbatasnya pengetahuan publik terkait informasi tempat rapid antigen itu, sampai-sampai muncul kasus di Sidomulyo oknum bidan mengeluarkan surat rapid. Ketua IDI Lampung Selatan dr. Wahyu Wibisana mengatakan bahwa 24 Dokter Praktek Mandiri (PTM) yang tersebar di Lampung Selatan siap untuk melayani rapid tes antigen. \"IDI Lamsel merekomendasikan 24 dokter untuk diberikan izin Pem.RTA, sebab selama ini kami melihat masih belum cukup tersedia tempat rapid. Surat rekomendasi yang kami sampaikan ke Dinkes juga bertujuan mencegah oknum selain dokter memberi surat rapid,\" kata dokter Wahyu saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Minggu (1/8/2021). Dokter wahyu menjelaskan bahwa tak semua dokter bersedian menentang bahaya itu. Sebab menurutnya banyak dokter yang masih trauma akan keganasan covid-19. \"Nggak semua dokter bersedia, tetapi alhamdulillah 24 dokter yang direkomendasikan IDI Lamsel siap membantu pemerintah keluar dari situasi ini,\" jelasnya. Pentolan IDI Lamsel ini mengingatkan bahwa zona merah di Lamsel harus ditangani bersama. Selain banyak menelan korban, kalangan medis juga sudah banyak bertumbangan hingga meninggal. \"IDI berharap pemerintah juga memperhatikan keselamatan dokter yang saat ini kebih dari 600 dokter telah meninggal dunia. Di Lamsel kita tahu dokter Hendra telah mendahului kami, besar harapan kami pemerintah mengapresiasi tenaga medis yang pontang-panting saat ini tegasnya\". Upaya IDI tersebut memang belum dapat respon dari Dinas Kesehatan Lamsel, akan tetapi Komisi IV DPRD Lampung Selatan menilai perlu adanya penambahan tempat rapid tes antigen agar masyarakat tak lagi kesulitan dan tentu saja menghindarkan dari surat-surat antigen palsu yang bisa menjerumuskan orang. \"Kami rasa perlu yang demikian. Supaya masyarakat tak lagi kesulitan dan tentu saja menghindarkan penyalahgunaan surat rapid tes, apalagi saat ini banyak surat rapid palsu,\" kata Ketua Komisi IV DPRD Lamsel, Benny Raharjo. Benny menegaskan bahwa Komisi IV segera melakukan rapat tingkat komisi sebelum mengambil tindakan. Sebab kata dia, legislatif juga butuh keterangan gugus tugas Lamsel seperti apa tindakan mereka di tengah PPKM dan zona merah di Lamsel. \"DPRD sebisa mungkin mengorek informasi terkait langkah gugus tugas, kami akan rapat dengar pendapat dengan mereka. Harus ada penambahan penanganan,\" ucapnya. Legislator Partai Golkar Lampung Selatan ini juga menyoroti masih banyaknya hajatan yang digelar di desa-desa. Hal ini bakal dipertanyakan oleh Komisi IV kepada gugus tugas. \"Kita datang situasinya seperti ini, kalau tak datang juga silaturahmi terputus. Maka seperti apa langkah yang diambil untuk menangani problem tersebut,\" tandasnya. (ver)     Nama-nama dokter yang direkomendasikan IDI Lamsel untuk mengajukan permohonan izin melaksanakan pemeriksaan rapid tes antigen SARS-CoV-2: dr. Wahyu Wibisana dr. Riandes Roberta dr. Suhermanto dr. Rohana dr. Yuliawati dr. Ayu Kartika Agustina dr. Nani Martini dr. Darul Aswan dr. Sutji.S.I Mendrofa dr. Tri Rahayu dr. Dian Wijayanti dr. Lydia S. dr. Widya Handayani dr. Supriyanti dr. Putri Lestari dr. Paul Tobing dr. Deksa Primayuda dr. Paul Hutagaol dr. An Nur R N. dr. Arini Susanti dr. Wulan Anggraini (Klinik Sehati Karang Anyar) dr. Andrian Prasetya (Klinik Mutiara Kasih) dr. Muchsym (Klinik Berkah Medical Center) dr. Ido Akbar (Klinik Kasih Medika)

Sumber: