Jebakan Listrik Tewaskan Pemilik

Jebakan Listrik Tewaskan Pemilik

Marak Petani Basmi Tikus Pakai Setrum

CANDIPURO – Insiden tewasnya seorang petani di Desa Titiwangi, Kecamatan Candipuro Senin (2/8) lalu menjadi sebuah ironi sektor pertanian di Lampung Selatan. Di tengah serbuan hama tikus pada musim gadu tahun ini membuat petani mengambil langkah ekstrim, hingga memasang jebakan listrik demi melindungi tanaman padi. Walaupun cara tersebut sangat berbahaya, hingga mengancam nyawa petani. Pemasangan kawat beraliran listrik di lahan padi ini memang mulai marak diterapkan oleh petani selama beberapa dua tahun terakhir. Meninggalnya petani Titiwangi ini juga bukan pertaman kalinya terjadi di Lampung Selatan. Pada musim rendeng lalu, seorang petani asal Kecamatan Sidomulyo juga meninggal akibat tersengat arus listrik jebakan tikus di sawahnya. Meski belum banyak diterapkan, namun pemasangan arus listrik ini harus jadi perhatian Dinas Pertanian Lampung. Sehingga tak menjadi ancaman di kemudian hari. Atau inseden ini menjadi sebuah kegagalan ditengah digalakkannya upaya pengendalian hama tikus. Kepala Desa Titiwangi Sumari mengatakan, meski insiden ini baru pertama kali terjadi di desanya. Namun hal ini harus jadi perhatian Dinas Pertanian di Lampung Selatan, sehingga pemasangan kawat bertegangan tinggi yang menelan korban jiwa ini tak terulang kembali. “Ya ironis, di tengah serangan hama tikus ini petani sampai mengambil jalan pintas yang membahayakan, bertaruh nyawa. Kejadian ini juga harus jadi perhatian dari Dinas Pertanian hingga di tingkat kecamatan,” kata Sumari memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Selasa (3/8) kemarin. Sumari mengungkapkan, sebelum insiden ini terjadi Pemerintah Desa Titiwangi juga sempat memberikan imbauan kepada korban. Sebab, selain membahayakan diri sendiri, pemasangan jebakan tikus ini juga membahayakan masyarakat lain. “Sudah kami imbau, karena di dekat sawah korban ada pondok pesantren, bisa membahayakan para santri,” sambungnya. Sumari menuturkan, pelarangan pemasangan jebakan tikus menggunakan kawat berarus listrik ini harus segera disosialisasikan kepada petani. Bahkan desanya pun siap melakukan penertiban di bawah, jika sudah aturan yang ditetapkan bersama. “Ya itu kami hanya sebatas memberikan imbauan saja, tidak bisa menertibkan. Karena belum tahu seperti apa aturannya. Dan kami pun siap untuk melakukan penertiban jika sudah aturannya, masalah ini juga akan jadi bahasan pada saat rakor kecamatan nanti,” ucapnya. Sementara itu Sekretaris Desa Titiwangi menceritakan, Paidi (65) yang menjadi korban sengatan listrik jebakan tikus itu meninggal di sawah miliknya sekitar pukul delapan pagi. Saat itu korban hendak mematikan arus listrik jebakan tikus. Namun kakinya terpeleset hingga menyentuh kawat beraliran listrik. “Tidak banyak yang menerapkan metode jebakan listrik ini. Harapan kami Dinas Pertanian cepat mengambil langkah, sehingga peristiwa ini tak terulang kembali,”tuturnya. Sementara itu Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (PPOPT) Kecamatan Candipuro Hardi Oktarino menjelaskan, penerapan jebakan tikus dengan aliran listrik ini mulai marak diterapkan petani sejak dua tahun lalu. Pihaknya pun juga sudah pernah memberikan sosialisasi kepada petani agar melakukan pengendalian hama tikus yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan nyawa. “Kami selalu sosialisasi, pengendalian tikus agar dilakukan dengan cara yang ramah lingkungan, seperti gepyokan pengendalian bersama. Namun masih ada saja petani yang menerapkan jebakan listrik ini. Meski efisien tapikan bahaya, dan tidak dianjurkan oleh balai pertanian,”jelasnya. Saat ini pemasangan pemasangan jebakan tikus dengan aliran listrik ini mulai diterapkan di Desa Banyumas, Beringin Kencana, dan Titiwangi. “Kami enggak bisa menertibkan, keculai memang sudah ada kerjasama dengan pemerintah desa. Mereka membuat aturan,” pungkasnya. (vid)

Sumber: