Buah Segar Sumber Serat dalam Perspektif Teknologi Pangan

Buah Segar Sumber Serat dalam Perspektif Teknologi Pangan

JATIAGUNG - Dosen Intitut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar Webinar terkait pentingnya buah segar sebagai sumber serat pangan dimasa Pandemi, Selasa(3/8).   Kegiatan itu bekerja sama dengan tim peneliti yang mendapat Hibah Penelitian ITERA 2021 yang diketuai oleh Syahrizal Nasution. ketua Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Penjamin Mutu Itera, Acep Purqon, mengatakan salah satu alasan Itera dibentuk adalah untuk percepatan teknologi di Sumatera dan salah satunya melalu Purino.   \"materi webinar kali ini cukup menarik dan bermanfaat apalagi untuk pemanfaatan komoditi di Lampung yang bisa belajar dari Thailand mengenai teknologi pengolahan buah segar menjadi keripik buah,\" katanya.   Dilanjutkan dengan pemaparan  Dipl.-Ing. Haznan Abimanyu, Tidak lain  Dosen Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Lampung yang membahas materi berjudul buah segar sebagai sumber serat pangan di masa pandemik. Dia  menjelaskan bahwa serat pangan sendiri adalah bagian dari makanan yang biasanya berupa karbohidrat yang tidak bisa langsung dicerna oleh usus halus dan akhirnya dicerna di usus besar sehingga terdapat proses fermentasi di usus besar dan menciptakan kandungan probiotik di usus kita.   “Probiotik sendiri adalah zat yang cukup baik untuk meningkatkan imunitas tubuh, selain itu probiotik juga memiiliki antiinflamasi yang cukup tinggi. Pada buah sendiri, kandungan yang paling banyak mengandung serat adalah bagian kulitnya, jadi lebih baik saat memakan buah seperti apel, anggur dsb kita dapat mengkonsumsi kulitnya juga.” Jelasnya.     Ditambahkan Dosen Teknologi Pangan Itera  Syahrizal Nasution S.Pt M.Si. bahwa mutu kripik buah hasil penggorengan vakum di provinsi Lampung sendiri memiliki potensi produksi buah yang cukup besar seperti pisang, nanas, dan Nangka. Dan salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan buah adalah dengan membuat keripik buah dan metode vakum dinilai lebih baik dari pada cara tradisional.   “Selain hasil yang lebih menarik dan lebih renyah, kadar karoten dan antosianin pada keripik buah hasil vakum juga lebih tinggi, selain itu hasil akhirnya juga memiliki lebih sedikit kandungan minyak dibandingkan dengan cara tradisional.” tandasnya.(rnn/rls)

Sumber: