Winarni Ajak Gotong Royong Tuntaskan Stunting

Winarni Ajak Gotong Royong Tuntaskan Stunting

SRAGI – Duta Swasembada Gizi Lampung Selatan Winarni Nanang Ermanto mengajak desa lokus stunting untuk slalu bergotong royong demi menekan angka stunting. Hal itu disampaikan langsung oleh istri orang nomor satu di Lampung Selatan itu ketika memberikan bantuan kepada empat balita penderita stunting di Desa Sumber Sari, Kecamatan Sragi, Kamis (19/8)  kemarin. Winarni mengatakan, gotong royong merupakan kunci utama dalam upaya menekan angka stunting. Semua elemen masyarakat yang ada di desa lokus stunting ini harus bekerjasama untuk mengentaskan stunting. “Kalau tidak mau dikatakan desa stunting, semua harus bergotong royong, grebek stunting. Semua elemen mulai dari pemerintah desa, kader, hingga masyatakat harus berupaya berasama, untuk menekan angka stunting,” kata Winarni ketika berkunjung di salah satu desa lokus stunting di Kecamatan Sragi itu. Winarni menjelaskan, salah satu upaya pencegahan stunting yaitu dengan pemenuhuhan gizi secara mandiri dan berkelanjutan dengan memanfaatkan lahan pekarangan masyarakat. Upaya ini harus disuport oleh pemerintah desa. “Kalau masyarakat desa tidak mampu desa harus memberikan dukungan. Berikan bantuan bibit serta penyuluhan. Kader PKK, Posyandu juga harus memberikan sosialisasi kepada masyarakatnya agar bisa memanfaatkan pekarangan rumah,” ungkap Winarni. Sebab menurut Winarni, pemanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan  pengembangan tamanan sayuran, buah, hingga beternak ini tak hanya sebauah solusi untuk melepaskan desa dari lokus stunting. Namun upaya ini juga dapat dijadikan sumber ekonomi masyarakat desa. “Kalau masnyarakat sudah tahu ilmu mengembangkan tanaman sayuran, buah, ternah, dan budidaya ikan. Insyaalah keluarga yang ada di Lampung Selatan, khusunya Desa Sumber Sari gizinya akan terpenuhi dan terlepas dari stunting. Bahkan jika semuanya bisa dikembangkan, pemanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan berkebun dan beternak ini bisa menjadi sumber ekonomi masyarakat,” sambungnya. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Selatan ini juga juga mengimbau kader posyandu agar melakukan pengawasan lebih mendalam terhadap perkembangan balita. Tugas posyandu tak hanya memantau perkembangan kesehatan balita namun kehidupan ekonomi keluarga balita juga harus ikut dipantau. “Tugas posyandu tak hanya menimbang dan memberikan konsultasi gizi saja. Tapi kondisi ekonomi keluarga si balita juga harus ikut dipantau, bagai mana kondisi ekonominya, kesehatan di lingkungan rumahanya, dengan begitu akan mudah diketahui penyebab jika ada balita yang kekurangan gizi. Ini juga harus dilaporkan ketika ada balita kurangan asupan gizi yang disebabkan ekonomi keluarga,” tuturnya. Sementara itu Penjabat Sementara Kepala Desa Sumber Sari, Mastur mengungkapkan, saat ini di desanya setidaknya ada empat balita yang mengidap stunting atau kekurangan gizi. Mastur juga memberikan apresiasi kepada Pemkab Lampung Selatan yang selalu memberikan dukungan di desanya yang menjadi lokus stunting di Kecamatan Sragi. “Tentunya kami sangat berterima kasih atas semua dukungan yang sudah diberikan. Saat ini pemerintah desa juga terus berupaya untuk mengentaskan stunting melalui pemenuhan gizin dengan memanfaatkan pekarangan rumah masyarakat,” pungkasnya. (vid)

Sumber: