Stok Vaksin Dipastikan Belum Expired

Stok Vaksin Dipastikan Belum Expired

Kepala Kesehatan Provinsi Lampung, Reihana memastikan stok vaksin yang belum tersuntikkan di Lampung masih dibawah expired date atau belum kadaluwarsa.   Hal ini disampaikan Reihana pada Rabu (6/10) melalui pesan singkatnya. \"Saya sudah cek, kalau vaksin khusus nakes (tenaga kesehatan) jumlahnya tinggal sedikit lagi. Expired date nya sampai November 2021,\" beber Reihana.   Sementara jenis vaksin lainnya disebutkan Reihana masih jatuh masa expired date pada Januari 2022. \"Insyaallah tidak demikian (expired date), dan jumlah vaksin juga tidak sebanyak itu,\" beber Reihana.   Diketahui, per 4 Oktober lalu, jumlah vaksin yang diterima sebesar 3.400.640 dosis, yang telah didistribusikan sebesar 2.902.394 dosis, sementara yang masih tersisa belum di distribusikan sebesar 498.246 dosis. Jumlah tersebut dapat berubah sewaktu-waktu karena proses masuk dan keluarnya vaksin terus berjalan.   Di tambahkan Anggota Komisi V DPRD provinsi Lampung Deni Ribowo, yang menyebut membantah adanya 2 juta dosis vaksin covid-19 di Lampung terancam kadaluwarsa. Adapun rinciannya, 1.026.354 dosis vaksin Covid-19 yang belum terpakai dan terancam kedaluwarsa. Sementara keberadaan buffer stock sebanyak 874.142 dosis yang tersimpan di Instalasi Farmasi dan Kalibrasi Alat Kesehatan belum termanfaatkan.   \"Saat ini dosis vaksin covid-19 yang belum terpakai mencapai 319 ribu dari total 3,4 juta. Dosis vaksinasi yang telah diterima Provinsi Lampung sekitar 23,50 persen dari total kebutuhan 14,6 juta. Jadi kita membantah soal hampir dua juta vaksin di Lampung terancam kadaluwarsa,\" kata Deni Ribowo.   Jumlah ini mengalami kenaikan dari sebelumnya hanya 13 persen setelah adanya kunjungan dari Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu. Sampai saat ini pemerintah pusat terus mendistribusikan vaksin tersebut ke Lampung secara bertahap. \"Walaupun kuotanya sedikit, tapi vaksinasi tetap berjalan. Begitupun vaksinasi dari TNI dan Polri,\" jelas dia.   Namun, ada persoalan mengenai input data yang sudah di vaksinasi. Karena ada beberapa daerah terkendala dengan sinyal. Hal ini akan berpengaruh pada penilaian dari pemerintah pusat.   \"Seperti beberapa waktu lalu di Suwoh, Lambar, sebanyak 500 orang sudah vaksinasi. Karena terkendala dengan sinyal, kemudian data tersebut belum bisa langsung di input, tetapi dicatat dulu secara manual. Jadi manakala data ini telat masuk atau delay, maka mempengaruhi penilaian dari pemerintah pusat terhadap kita,\" tegas dia,\" tambahnya.   Terpisah, DPRD Lampung membantah soal hampir 2 juta dosis vaksin covid-19 terancam kadaluwarsa. Adapun rinciannya, 1.026.354 dosis vaksin Covid-19 yang belum terpakai dan terancam kedaluwarsa.   Sementara keberadaan buffer stock sebanyak 874.142 dosis yang tersimpan di Instalasi Farmasi dan Kalibrasi Alat Kesehatan  belum termanfaatkan.   Menurut Anggota Komisi V DPRD Lampung Deni Ribowo saat ini dosis vaksin covid-19 yang belum terpakai mencapai 319 ribu dari total 3,4 juta.   Dosis vaksinasi yang telah diterima Provinsi Lampung sekitar 23,50 persen dari total kebutuhan 14,6 juta.   Jumlah ini mengalami kenaikan dari sebelumnya hanya 13 persen setelah adanya kunjungan dari Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu.   \"Jadi kita membantah soal hampir dua juta vaksin di Lampung terancam kadaluwarsa,\" kata Deni Ribowo, Rabu (06/10/2021).   \"Karena jumlah vaksin kita yang belum terpakai mencapai 319 ribu,\" jelas dia.   Saat ini pemerintah pusat terus mendistribusikan vaksin tersebut ke Lampung secara bertahap.   Dengan begitu, sampai saat ini, vaksinasi di provinsi Lampung juga terus berjalan di puskesmas.   \"Walaupun kuotanya sedikit, tapi tetap berjalan. Begitupun vaksinasi dari TNI dan Polri,\" jelas dia.   Persoalan disini, kata dia, mengenai input data yang sudah di vaksinasi. Karena ada beberapa daerah terkendala dengan sinyal.   Hal ini mempengaruhi penilaian dari pemerintah pusat. Misalnya, ia mencontohkan,  beberapa waktu lalu di Suwoh, Lambar,  sebanyak 500 orang sudah vaksinasi.   Karena terkendala dengan sinyal, kemudian data tersebut belum bisa langsung di input, tetapi dicatat dulu secara manual.   \"Jadi manakala data ini telat masuk atau delay, maka mempengaruhi penilaian dari pemerintah pusat terhadap kita,\" tegas dia.   Untuk diketahui, vaksinasi yang ada di gudang akan expired data pada Januari 2022. Kemudian vaksinasi moderna milik tenaga kesehatan akan expired pada November 2021.(rma/rnn)

Sumber: