Manfaatkan Musim Panen Untuk Beternak Itik
PALAS – Potensi usaha ternak itik terus dilirik oleh masyarakat Desa Pulau Jaya, Kecamatan Palas dalam beberapa tahun terakhir. Seperti pada musim panen gadu saat ini, tak kurang dari 20.000 ekor itik yang digembala di lahan persawahan. Demi mengurangi kebutuhan pakan ternak. Taryono (35) salah satunya, yang telah menggeluti usaha pembesaran itik pedaging selama dua tahun terakhir. Menurutnya, setiap musim panen tiba usaha pembesar itik bisa dijadikan sumber penhasilan tambahan petani. “Setiap musim panen kita peternak itik memeliki lahan gembala yang cukup luas. Dan ini juga keutungan kita kerana bisa mengurangi kebutuhan pakan,” kata Taryono kepada Radar Lamsel, Senin (11/10) kemarin. Lelaki yang akrab disapa Yono ini mengaku, dalam satu musim panen ia biasa membesarkan 1.000 hingga 1.500 itik. Penetasanpun telur saat ini juga telah dilakukan secara mandiri oleh masyarakat. “Semua kita lakukan dari nol, Mas. Satu bulan sebelum musim panen tiba, kita sudah melakukan penetasan. Setelah itik berusia 21 hari kita lepas ke sawah untuk digembalan dan mencari makanan tambahan,” ungkapnya. Revi (30) juga tak mau ketinggalan melewatkan musim panen padi untuk beternak itik. Usaha pembesaran itik ini cukup membawa keuntungan bagi dirinya yang tak memiliki lahan sawah. “Keuntungan cukup besar. Itik yang kita besarkan selama dua bulan bisa kita jual dengan harga Rp 30 ribu – Rp 40 ribu. Keuntungannya pun bisa belasan juta,” tuturnya. Sekretaris Desa Pulau Jaya Supiyanto mengungkapkan, hingga saat ini sudah belasan warganya yang rutin menjalankan usaha pembesaran itik pada setiap musim panen. “Sudah ada sekitar 15 keluarga rata-rata itik yang dipelihata 1.000 sampai 1.500 ekor. Mereka menetaskan telur sendiri untuk menghemat membeli biaya. Biasanya itik dibersarkan mulai dari musim panen hingga musim tanam tiba dalam jangka waktu dua bulan,” ucapnya. Namun kata dia, meski usaha ini sangat potensial untuk meningkatkan ekonomi masyarakat namun masih banyak kendala yang dialami peternak. Salah satunya sampai saat ini peternak itu di desanya itu masih kesulitan mendapatkan untuk ditetaskan secara mandiri. “Pontensinya sangat bagus, selain membuka peluang usaha juga membuka peluang kerja. Yang masih menjadi kendala peternak kita kesulitan untuk cari telur yang vertil, bagus. Mereka harus ke luar daerah seperti Metro dan Pringsewu untuk mecari telur,” sambungnya. Supiyanto berharap, usaha pembesaran itik pada saat musim panen ini mendapat dorongan dari Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. “Harapan kami pemerintah desa ada dorongan dari Pemkab untuk memberikan bantuan indukan itik petelur. Sebab selama ini di Lampung Selatan masih sulit mendapat telur itik yang vertil,” harapnya. (vid)
Sumber: