Pupuk Bersubsidi Langka, Petani Merana
KALIANDA – Sebagian besar petani jagung di Kecamatan Kalianda tengah dirundung kelangkaan pupuk urea bersubsidi sejak dua bulan terakhir. Tak jarang petani harus pergi ke kecamatan lain demi memenuhi kebutuhan pupuk untuk tanaman jagung di musim ke tiga tahun ini. Yudi (31) salah satunya. Petani asal Desa Kesugihan, Kecamatan Kalianda ini merasakan kelangkaan pupuk urea bersubsidi sejak akhir Agustus lalu. “Saya sendiri tergolong baru bercocok tanam jagung, baru masuk tahun ke dua. Dan kelangkaan pupuk bersubsidi ini baru saya alami di tahun ini,” kata Yudi memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Kamis (14/10) kemarin. Yudi menuturkan, untuk memenuhi kebutuhannya tak jarang ia mencari pupuk urea bersubsidi hingga ke kecamatan lain. Meskipun hasilnya sama, pupuk urea bersubsidi yang ia cari juga tak didapatkan. “Yang langka itu pupuk urea saja, kalau NPK banyak. Pekan depan jagung masuk pemupukan pertama, tapi sampai sekarang pupuknya belum ada. Cari ke kecamatan lain seperti di Penengahan dan Rajabasa juga sulit didapat, barangnya enggak ada,” ungkpanya. Hal senada juga diutarakan oleh Soni (40). Menurutnya kelangkaan pupuk urea bersubsidi ini terjadi merata di Kecamatan Kalianda. Sementara untuk beralih menggunakan pupuk urea non subsidi, dirinya tak mampu membeli lantaran harga yang terlampau tinggi. “Kalau beli di kecamatan lain itu harus sepasang satu sak NPK dan urea. Sementara kita butuh urea saja. Katanya pupuk urea subsidi ini terlambat dipasok. Kita mau beli urea non subsidi harganya Rp 400 ribu, sedangkan yang subsidi hanya Rp 125 ribu,” sambungnya. Soni berharap kelangkaan pupuk urea bersubsidi yang dirasakan selama dua bulan terakhir ini dapat menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. “Harapan kami ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi kelangkaan pupuk ini. Sebab jika tidak ada pupuk, petani tak bisa bercocok tanam,” harapnya. (vid)
Sumber: