GWH Penuh, Pelajar Buru Vaksin
KALIANDA – Para pelajar dari SMP Negeri Satu Atap 1 Kalianda, antusias mengikuti vaksinasi massal yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan di Gedung Olahraga Way Handak (GWH) Kalianda, Sabtu (16/10/2021). Kepala SMP Negeri Satu Atap 1 Kalianda, Hadi Aspirin sangat mengapresiasi langkah Pemkab Lampung Selatan yang telah menggalakkan program vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di Bumi Khagom Mufakat. “Yang pertama kami sampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Selatan dan juga pihak-pihak lain yang mendukung kegiatan vaksinasi ini,” ujar Hadi disela-sela vaksinasi tersebut. Hadi mengatakan, vaksinasi merupakan salah satu jaminan yang dapat diberikan oleh pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Sehingga, masyarakat tidak lagi khawatir dengan situasi pandemi yang telah melanda bangsa Indonesia selama hampir 2 tahun terakhir. “Ini (vaksin) memang yang sangat kita perlukan. Ketika anak sudah mulai tatap muka kan butuh jaminan. Baik dari sisi kesehatan, bahwasanya ada rasa nyaman, aman dan sebagainya,” kata Hadi. Hadi juga menyampaikan, bahwa pihaknya bersama tim tenaga pendidik lainnya juga terus melakukan edukasi kepada murid dan wali murid terkait dengan pentingnya vaksinasi Covid-19. Terlebih kata dia, saat ini salah satu syarat menjalani pembelajaran tatap muka adalah telah dilakukan vaksinasi, baik untuk pelajar maupun tenaga pendidik. “Anak-anak yang saat ini kondisinya belum sehat, dan yang belum mendapat izin dari orang tuanya, itu bisa divaksin dihari-hari berikutnya. Karena terus terang soal vaksin ini di daerah-daerah masih ada perlu edukasi. Entah masih ada rasa takut dari orangtua atau lain sebagainya,” katanya. Lebih lanjut Hadi menyampaikan, siswa yang telah divaksin dari SMP Negeri Satu Atap 1 Kalianda sebanyak 45 siswa dari 60 siswa. Ia mengaku masih terus melakukan sosialisasi kepada murid dan wali murid terkait dengan proses vaksinasi untuk pelajar. “Ada yang masih terkendala sakit, ada juga yang masih belum dapat izin dari orang tua. Sebagian juga sudah ada yang ikut vaksinasi di desa-desa. Pelan-pelan kita berikan pemahaman kepada orang tua, karena kan ngak mudah. Ditambah lagi lingkungan dan berita-berita hoaks yang didapat dari media,” katanya. Sementara itu, salah pelajar Muhammad Adi Irawan (13) menceritakan mengenai pengalamannya saat divaksin. Dia mengaku tidak merasakan gejala yang berlebih setelah dilakukan vaksinasi. “Iya tadi udah divaksin dosis satu, rasanya kaya digigit semut. Takut sih divaksin tapi ya pingin aja divaksin,” ujarnya saat ditemui usai menjalani vaksinasi. Siswa yang duduk dibangku kelas 7 SMP Negeri Satu Atap 1 Kalianda ini menyatakan, mengikuti program vaksinasi tersebut merupakan bentuk kesadaran dari diri sendiri terkait dengan pentingnya vaksin Covid-19. “Enggak dipaksa sama pihak sekolah, pingin banget saya vaksin. Tadi juga pas vaksin didampingi sama guru dari sekolah, orang tua juga sudah kasih izin buat divaksin. Cuma ya memang masih ada beberapa temen yang belum divaksin,” tuturnya. Hal senada diungkapkan oleh Eka Melinda (12). Usai menjalani vaksinasi, Eka Melinda mengaku tidak merasa takut ketika akan divaksin. Hal itu, dikarenakan keinginan besarnya agar segera dilaksanakan pembelajaran tatap muka. “Enggak takut, biasa aja. Tadi kesini diantar sama ayah. Guru di sekolah juga mengajak untuk vaksin. Katanya ayo vaksin biar sehat, kalau mau tatap muka harus vaksin,” ujarnya. Eka Melinda juga mengatakan, bahwa ia telah meminta izin kepada kedua orang tuanya sebelum menjalani proses vaksinasi. Bahkan, kedua orang tuanya pun turut mendukung hal tersebut. “Ayah juga kan kemarin sudah vaksin disini (GWH). Setelah vaksin agak pegel rasanya. Kata perawatnya kalo pegel-pegel dikompres sama air hangat,” katanya. (rls)
Sumber: